Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) periode 2014-2018 bertekat memperbaiki peringkat Aceh di Pekan Olahraga Nasional (PON) ke 19 di Jawa Barat tahun 2016 dan Pekan olahraga Wilayah (Porwil) ke 9 di Provinsi Bangka Belitung tahun 2015.
Hal demikian disampaikan ketua panitia Pelatda Koni Aceh Bakhtiar Hasan di Sekretariat KONI Aceh, Sabtu (10/01).
Bakhtiar mengatakan fokus utama pengurus KONI Aceh kedepan adalah memperbaiki peringkat setelah pada PON sebelumnya Aceh terpuruk di peringkat 25, serta hanya mampu meraih peringkat 5 di Porwil yang lalu. Pengurus KONI diakuinya sedang berupaya melakukan pemusatan bagi calon-calon atlet yang akan diikutsertakan pada kedua even tersebut.
“Kita akan upayakan pemusatan latihan dan seleksi serta tes fisik atlet, kemudian juga tes prestasi, serta mempelajari peta prestasi Indonesia,” lanjut Baktiar yang juga Wakil Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Aceh.
Bakhtiar merincikan beberapa cabang olahraga yang akan mengikuti Porwil 2015 masing-masing Atletik, pencak silat, sepakbola, tinju, catur, voli, bliar dan bulu tangkis. Dari semua cabang tersebut diakuinya ada beberapa cabang yang menjadi andalan Aceh merebut medali, masing-masing pencak silat, atletik dan tinju.
“Cabang-cabang ini di Porwil sebelumnya selalu menghasilkan medali, target kita di Porwil memperbaiki peringkat,” ujarnya.
Sementara itu untuk Pra-PON dan PON ada sejumlah cabang olahraga yang masih bisa dihandalkan serta diprioritaskan untuk mengumpulkan medali seperti kempo, terjun payung, angkat besi dan tarung derajat. Selain itu diakuinya terdapat 12 cabang olahraga yang butuh penanganan khusus agar mampu menjadi bagian yang menyumbang medali untuk Aceh pada even-even tersebut.
Sementara itu Ketua Harian Koni Aceh Kamaruddin Abubakar berjanji akan memberantas pola-pola KKN dalam perekrutan atlet diseluruh Aceh. Pihaknya tidak ingin mengulangi apa yang telah terjadi di Riau pada PON sebelumnya, dimana atlet andalan Aceh justru membela daerah lain karena jasanya tidak dimanfaatkan di Aceh.
“Kita tidak ingin apa yang terjadi pada Husna, karateka kita justru menyumbang medali emas untuk Riau pada PON lalu, karena memang disini dia tidak dipilih, dan saat ini kita sedang berupaya membawa Husna kembali ke Aceh karena saat ini Husna masih menjadi incara Riau dan Jawa Barat,” ujarnya.