Masyarakat Aceh adalah masyarakat yang sangat kuat berpegang teguh pada ajaran Islam. Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah menjadi pedoman hidup masyarakat Aceh, di mana pun dan dalam kondisi apapun.
“Oleh karena itu, gempa bumi dan tsunami yang terjadi 10 tahun lalu, mengandung hikmah dan makna mendalam bagi masyarakat Aceh,” Demikian dikatakan Gubernur Aceh Zaini Abdullah Pada Tausiyah, Zikir Dan Doa Di Masjid Raya Baiturrahman Kamis, 25 Desember 2014
Zaini mengingatkan rakyat Aceh bahwasanya peristiwa Gempa bumi dan tsunami merupakan kehendak Allah SWT. Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi Qudrah dan Iradah Allah tersebut. “Masyarakat Aceh menerima musibah tersebut dengan berbaik sangka terhadap kehendak Allah SWT,” lanjutnya.
Zaini menyebutkan musibah tsunami 10 tahun silam juga merupakan peringatan Allah kepada kaum muslimin. “Dalam perjalanan hidup kita di dunia, banyak perkataan, perbuatan dan tindakan yang barang kali sudah terlalu jauh dari ajaran Allah SWT. Allah SWT menegur hambanya melalui musibah agar kembali ke jalan yang benar, jalan yang lurus dan kembali berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah,” ujarnya.
Selanjutnya Zaini juga mengajak masyarakat Aceh menjadikan momentum tsunami sebagai upaya evaluasi diri, membangun karakter dan menumbuhkan etos kerja, sehingga kita dapat bangkit dari segala keterpurukan.
“Kita tidak boleh berada terus menerus dalam kesedihan dan meratap masa lalu, tanpa mempersiapkan diri menuju masa depan yang lebih baik. Bangkitlah Aceh dengan semangat keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT,” pungkasnya.