Usai melaksanakan Shalat Isya, Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah bersama Istri, Niazah A Hamid, bertatap muka langsung dengan Fanisa Riskia. Gadis korban tsunami yang sempat menjadi korban traficking (Perdagangan Manusia-red) di Malaysia itu, datang ke di Meuligoe Gubernur Aceh, didampingi oleh pihak Panti Asuhan tempatnya bernaung setelah tiba di Aceh, pada 19 Desember lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur berpesan kepada Fanisa agar gadis berusia 15 tahun itu selalu bersyukur karena akhirnya Fanisa dapat kembali ke Aceh dan melanjutkan kembali sekolahnya di Aceh, Selasa (23/12/2014).
“Ananda harus senantiasa bersyukur kepada Allah karena atas izin Sang Maha Kuasa, Fanisa akhirnya dapat terbebas dari cengkeraman pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan telah memperlakukan Fanisa secara semena-mena,” ujar gubernur.
Fanisa, gadis kelahiran 27 Juli 1999 ini dijemput oleh Kepala Dinas Sosial Aceh, Bukhari Aks MM dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Said Rasul, atas perintah Gubernur Aceh.
Penjemputan Fanisa dilakukan setelah Pemerintah Aceh mendapat kabar dari pihak Kedutaan Besar Indonesia (KBRI) di Malaysia yang menyatakan dugaan telah terjadi praktik mempekerjakan anak di bawah umur yang merupakan korban tsunami.
“Gubernur langsung memerintahkan kami untuk menjemput Fanisa setelah mendapat kabar tentang keberadaannya dari KBRI di Malaysia. Akhirnya pada Jumat (19/12) lalu Fanisa tiba kembali di Aceh,” terang Bukhari.