Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebelumnya dikenal sangat anti dengan program pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi, bahkan tak jarang politisi dari partai tersebut turun langsung bersama warga untuk melakukan unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM.
Akan tetapi yang terjadi saat ini justru sebaliknya, partai berlambang kepala banteng itu kini menjadi pendukung utama kenaikan BBM yang di canangkan presiden Jokowi. Hal itu berdampak pada timbulnya kekecewaan masyarakat kepada PDIP dan presiden Jokowi yang selama ini mengaku pro terhadap kepentingan rakyat.
Hal demikian diungkapkan koordinator aksi unjuk rasa Komite Pimpinan Pusat Solidaritas Mahasiswa Untuk Rakyat (SMUR) Sariman Arma Dalam aksinya di simpang lima Banda Aceh, Rabu (19/11).
Sariman mengatakan pihaknya sangat kecewa dengan PDIP yang dulu katanya punya 1001 cara untuk tidak menaikkan harga BBM, bahkan ketika Indonesia dipimpin SBY, PDIP konsisten menolak kenaikan BBM. Namun saat ini justru PDIP yang mendukung kenaikan BBM. Pihaknya berharap kepada Presiden Jokowi untuk menurunkan kembali harga BBM yang telah dinaikkan.
”Kita sebetulnya kecewa dengan PDIP yang dulu katanya punya 1001 cara untuk tidak menaikkan BBM, dulu ketika kepemimpinan SBY mereka mengatakan bahwa punya 1001 cara untuk menutupi devisit anggaran”lanjutnya.
Pada kesempatan itu Sarman juga meminta pemerintahan Jokowi-JK untuk mencabut undang-undang No 22 tahun 2001 yang dinilai menguntungkan mafia minyak dan investor asing.
Pihaknya juga mendesak DPR RI untuk segera menggelar paripurna meminta klarifikasi Jokowi terkait kenaikan harga BBM.
Dalam aksinya di simpang lima Banda Aceh aktifis SMUR melakukan pembakaran Ban bekas dan membentangkan spanduk bertuliskan Salam Gigit Jari.