Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Abdurrahman Ahmad mengharapkan agar Gubernur Aceh, Zaini Abdullah sebaiknya tidak dulu meninggalkan Aceh di saat sedang terjadinya bencana alam banjir dan longsor saat ini.
Hal ini disebabkan, masyarakat Aceh terutama yang mengalami dampak langsung dari bencana, sangat membutuhkan kehadiran gubernur untuk memimpin langsung proses penanganan bencana di lapangan.
“Di saat Aceh darurat bencana seperti ini, Gubernur Zaini jangan dulu meninggalkan Aceh walau sesaat. Karena rakyat Aceh yang sedang kesusahan, cemas, ketakutan akibat bencana saat ini sangat membutuhkan kehadiran pemimpin di tengah-mereka agar membawa ketenangan,” ujar Abdurrahman melalui siaran pers ke media, Senin (3/11).
Pernyataan itu disampaikannya terkait keberangkatan Gubernur Zaini ke Jakarta pada Senin pagi, untuk menghadiri suatu rapat dengan Presiden Jokowi.
Ia menilai sikap gubernur tersebut akan terkesan di mata masyarakat yang sedang kesusahan akibat bencana, seperti lari dari tanggung jawab.
Kalau perlu, lanjut Abdurrahman, Gubernur Aceh ikut membuka posko dan bermalam di lokasi banjir dan longsor untuk memantau penanganan bencana.
“Gubernur jangan sepenuhnya percaya kepada pejabat SKPA. Karena kerap mereka memberikan laporan Asal Bapak Senang kepada Gubernur. Saya sudah membuktikannya. Saat kita tanya, SKPA jawab sudah ditangani, tapi ketika kita turun ke lapangan tidak ada terlihat penanganan apa-apa oleh SKPA, yang siaga malah aparat TNI/Polri,” tegasnya.
Abdurrahman Ahmad juga meminta pemerintah provinsi serius dalam menanggani tanah longsor yang menimbun badan jalan Banda Aceh-Calang di kawasan Gunung Paro di Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar.
“Kami berharap Gubernur Aceh Zaini Abdullah segera meninjau lokasi sehingga pimpinan instansi terkait cepat merespon guna menormalkan kembali transportasi darat Banda Aceh menuju pesisir barat provinsi ini,” katanya mengharapkan.
Sebab, kata dia paling penting adalah agar belasan ribu masyarakat dari 28 desa di Kecamatan Lhoong tidak terlalu lama terkurung karena terputusnya transportasi akibat ruas jalan nasional yang tertimbun longsor sejak 1 Nopember 2014.