Pemerintah Aceh meyakini pelaksanaan syariat Islam bukanlah penghalangan bagi wisatwan baik dalam negeri maupun mancanegara untuk berkunjung ke Aceh. Implementasi syariat Islam justru mendukung perdamaian Aceh, dan dengan semangat perdamaian inilah pemerintah Aceh siap menyambut para tamu yang datang ke provinsi yang dijuluki serambi mekkah ini.
Hal itu ditegaskan Gubernur Aceh Zaini Abdullah pada pembukaan Tourism Indonesia Mart and Expo (Time), Kamis (23/10).
Zaini mengatakan untuk memajukan pariwisata, provinsi Aceh menonjolkan wisata religi yang ada didaerah ini. Disamping itu Aceh juga mengembangkan wisata tsunami, wisata sejarah dan wisata gelirya, “Dengan semua keunikan itu kami memastikan kalau Aceh punya kawasan wisata yang sangat spesifik, sama dengan Bali yang mengandalkan wisata budayanya”lanjut Zaini.
Menurut Zaini sebagai salah satu tujuan wisata di Indonesia Aceh punya beberapa kawasan yang menonjol yang selama ini menjadi tujuan wisatawan dunia, “Pada tahun 2008, great britain publishing memberi gelar sebagai the gold Island untuk pulau ini dan memasukkan Sabang dalam daftar 501 yang harus dikunjungi di dunia, bahkan kini sabang telah menjadi salah satu destinasi persinggahan kapal pesiar dari berbagai negara dunia”lanjutnya.
Zaini menambahkan Sektor pariwisata berperan besar mendukung kemajuan Aceh secara umum, dengan bangkitnya sektor ini, pemerintah Aceh akan mampu memperkuat pembangunan ekonomi, meningkatkan investasi, mempererat kesatuan dan persatuan bangsa dan memberi motivasi untuk melestarikan seni budaya dan lingkungan.
Zaini menjelaskan, Aceh punya modal lebih dari cukup untuk sektor pariwisata, menurutnya Aceh setidaknya punya lebih dari 801 objek wisata yang menarik untuk dikunjungi, mulai dari wisata alam, wisata seni dan budaya, dan wisata religi.
“Alhamdulillah, perlahan tapi pasti, upaya kita mulai menunjukkan hasil, sebagai gambaran pada tahun lalu kunjungan wisatawan ke Aceh mencapai 1,2 juta orang, dan kami berharap pada tahun ini bisa meningkat menjadi 1,5 juta orang.


