Perjuangan untuk membentuk provinsi Aceh Lauser Antara (ALA) merupakan harga mati yang sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Hal demikian ditegaskan ketua harian Komite Persiapan Pembentukan Provinsi (KP3) provinsi Aceh Lauser Antara Nawi Sukedang di Banda Aceh, Jum’at (17/09).
Nawi mengatakan apapun akan dilakukan pihaknya untuk memisahkan diri dari provinsi Aceh, apalagi menurutnya pemekaran provinsi bukanlah hal yang terlarang dalam undang-undang. KP3 ALA bertekad sebelum tahun 2017 provinsi ALA sudah terwujud.
Pada kesempatan itu ia membantah perjuangan provinsi ALA sebagai kepentingan segelintir elite politik, menurutnya tuntutan ALA murni muncul dari masyarakat arus bawah. Nawi mengajak semua pihak berfikir lebih bijak, karena menurutnya pemekaran ini murni untuk pemerataan kesejahtraan masyarakat di dataran tinggi Aceh, “Kami akan terus berjuang agar pemekaran ini terwujud, karena menurut kami pemekaran ini tidak akan mengganggu kedaulatan Aceh, ini murni untuk pemerataan kesejahtraan rakyat”ujarnya.
Nawi menyebutkan tidak ada salahnya jika Aceh dimekarkan untuk beberapa Provinsi, yang semuanya tetap akan berada dibawah naungan Wali Nanggroe, “Jadi tetap perekatnya adalah wali nanggroe, karena walaupun pisah kita masih tetap Aceh namun urusan pemerintahan saja yang kita urus sendiri”tambahnya.
Nawi yang juga menjabat sebagai ketua PETA Aceh Tenggara menyebutkan perjuangan untuk pembentukan ALA sudah berlangsung sejak 18 tahun lalu dan sudah beberapa kali ganti nama mulai dari GAST (Gayo Ala Singkil Tamiang) menjadi Galaksi (Gayo Ala Singkil) kemudian menjadi ALN (Aceh Lauser Nusantara) dan sekarang diganti dengan ALA (Aceh Lauser Antara).