Pemerintah Aceh menawarkan sejumlah peluang investasi kepada investor dari Pulau Pinang Malaysia. Sektor yang ditawarkan masing-masing sektor pertanian, sektor infrastruktur dan energy serta sektor pariwisata.
Hal itu dipaparkan Kepala Bidang Promosi Badan Investasi dan Promosi Aceh Netty Muharni pada pembahasan kerjasama investasi perdagangan antara pemerintah Aceh dan Pulau Pinang di Aula serbaguna kantor gubernur Aceh, Kamis (16/09/2014).
Netty mengatakan disektor pertanian peluang investasi masing-masing dari tanaman pangan seperti Padi, jagung, sayur-sayuran dan buah-buahan. Kemudian Sawit, karet/getah, kakau, kopi, kelapa dan nilam.
Netty menyebutkan khusus untuk kopi dan nilam diakuinyaAceh memiliki kualitas terbaik di dunia. Saat ini menurutnya kopi Aceh yang berasal dari dataran tinggi Gayo sudah dipasarkan ke 20 negara di dunia serta telah memiliki sejumlah sertifikasi internasional.
“Kalau tanaman padi kita surplus 1 juta ton pertahun dan menjadi lumbung padi nasional, sementara jagung dan kedelai potensinya untuk pakan ternak, kemudian untuk sayur-sayuran dan buah-buahnya peluang investasinya cukup besar karena kita punya lahan yang cukup luas di Aceh Tengah dan Bener Meriah”ujarnya.
Netty menambahkan disektor peternakan Aceh fokus pada pengembangan sapi Aceh, dan saat ini diakunya sudah ada investor dari negara Australia yang berminat berinvestasi. Ada empat daerah diakuinya berpeluang untuk investasi di bidang peternakan masing-masing Aceh Besar, Pidie, Bener Meriah dan Nagan Raya.
Namun untuk tahap awal pilot projecnya dilaksanakan di kabupaten Aceh Besar yang dinilai sudah sangat siap baik dari segi infrastruktur maupun lahan.Sektor lain yang ditawarkan pemerintah Aceh juga dari sektor perikanan.
Netty menambahkan disamping itu pemerintah Aceh juga menawarkan sektor infrastruktur dan energi, khususnya geotermal yang memiliki potensi di 14 kabupaten/kota dan listrik tenaga air dikabupaten Aceh Utara.
Yang terakhir Netty mengatakan pemerintah Aceh juga menawarkan investasi di bidang pariwisata yang fokus di Banda Aceh dan Sabang.
