Polisi Meupep-pep Kunjungi Dayah Baitul Arqam

Komunitas Toyota Vios Club Indonesia (TVCI) bekerjasama dengan Direktorat Lalu Lintas (Dirlantas) Kepolisian Daerah Aceh menyantuni anak yatim di Dayah Pesantren Baitul Arqam, Sibreh, Kecamatan Suka Makmur, Aceh Besar,  Minggu 7 September 2014.

Selain menyerahkan bantuan berupa beras, mie instant, air mineral, TVCI dan Ditlantas Polda Aceh juga ikut mensosialisasikan kesadaran berlalu lintas bagi seratusan santri Dayah Pesantren Baitul Arqam.

Hadir dalam penyerahan bantuan dan sosialiasi kesadaran berlalu-lintas di antaranya Kepala Sub-dit Pendidikan dan Rekayasa Ditlantas Polda Aceh, AKBP Adnan, yang dikenal sebagai polisi Meupep-pep, dan Ketua TVCI Aceh Wendi. Di pihak pesantren hadir Direktur Dayah Baitul Arqam Syekh Zul Ansyari, LC, serta para dewan guru.

Pimpinan Dayah Baitul Arqam Syeikh Zul Ansyari LC menyebutkan, santunan anak yatim ini merupakan kegiatan positif yang dilakukan untuk memperhatikan anak-anak yatim yang tengah menimba ilmu agama dan umum di Dayah Baitul Arqam.

Menurut Syeikh Zul Ansyari, yatim sesungguhnya bukanlah mereka yang telah kehilangan orangtua, tetapi mereka yang tidak memiliki ilmu agama. “Santunan ini untuk mengangkat mereka yang yatim secara biologis, tapi insya Allah mereka tidak yatim karena tidak ada ilmu,” ujar Syeikh Zul Ansyari.

Ketua TVCI Chapter Aceh Wendi menyebutkan, santunan anak yatim ini merupakan kegiatan amal yang dilakukan komunitas penyuka mobil Toyota Vios. “Kami komunitas yang tidak suka ugal-ugalan. Kami ingin kehadiran kami bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi kawan-kawan bagi anak yatim,” ujar Wendi.

Usai penyerahan bantuan teknisi yang dibawa oleh TVCI juga melakukan bimbingan pengoperasian radio komunitas Baitul Arqam, Sukma FM 107,9 MHz, pada kesempatan itu Direktorat Lalu Lintas Polda Aceh turut menyosialisasikan kesadaran berlalu lintas di jalan raya bagi santri Dayah Baitul Arqam.

AKBP Adnan yang dikenal dengan sebutan Polisi Meupep-pep memberikan pengetahuan lalu lintas bagi santri. Menurut Adnan, para pengendara dan pejalan kaki harus memiliki etika saat berada di jalan raya.

“Para pengendara mobil atau motor tidak boleh ugal-ugalan, karena akan mencelakakan diri dan orang lain,” sebut Adnan.

Menurut Adnan, saban hari ada sekitar 10 orang yang meninggal akibat ketidak hati-hatian di jalan raya. “Mari kita menjaga diri supaya tidak menjadi korban kecelakaan. Tidak ugal-ugalan,” lanjut polisi yang sering “meupep-pep” mengingatkan pengguna jalan di Banda Aceh.

Etika merupakan unsur yang harus dimiliki oleh setiap pengguna jalan raya. Tanpa etika, maka pengguna jalan tersebut akan mengganggu kenyamanan, ketertiban, dan keselamatan orang lain.

“Etika di jalan raya itu penting. Dan etika di jalan raya akan sangat bagus bila dipadukan dengan etika dalam Islam. Dengan begitu, insya Allah kita akan selamat,” kata Adnan.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads