Belasan mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh mendesak pengurus Masjid raya Baiturrahman Banda Aceh untuk menjadwalkan Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al-Haytar sebagai Khatib pada Jum’at mendatang
Desakan itu disampaikan mahasiswa pada aksi damai menjemput kerinduan Paduka Wali Malik Mahmud Al Haytar Al Mukarram Maulana Al Mudabbir Al Malik menjadi Imam atau khatib Jum’at pekan ini di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh.
Aksi yang berlangsung di simpang lima Banda Aceh, Senin (01/09/2014) ini mengundang perhatian ribuan masyarakat pengguna jalan.
Koordinator aksi Khairul Munadi mengatakan sebagai pengayom rakyat Aceh Wali Nanggroe harus tampil di mimbar-mimbar, baik sebagai khatib Jum’at maupun kegiatan keagamaan lainnya, menurutnya tidak hanya di Banda Aceh, Wali Nanggroe juga harus rajin mengelilingi ke 23 kabupaten/kota di seluruh Aceh. Menurutnya dengan tampilnya Wali Nanggroe sebagai imam atau khatib akan membantah isu-isu negatif di masyarakat jika Wali Nanggroe tidak bisa baca Al-Quran.
”Karena kita melihat ada masyarakat yang mengatakan bahwa Wali Nanggroe tidak pandai mengimami kita, kita mahasiswa tidak percaya itu, masak Wali nggak bisa?nggak mungkin. Oleh karena itu Wali harus diberikan kesempatan untuk membuktikan bahwa pendapat masyarakat itu salah”lanjutnya.
Khairul menyebutkan melalui mimbar-mimbar masjid diharapkan Wali Nanggroe bisa semakin dekat dengan rakyat Aceh. Selain itu menurutnya setelah menjadi Wali Nanggroe, Malik Mahmud sudah menjadi milik masyarakat Aceh, bukan lagi milik kelompok-kelompok tertentu.
Khairul mengaku senang dengan adanya Wali Nanggroe di provinsi Aceh sebagai kekhususan Aceh, namun ia berharap agar Wali Nanggroe Aceh benar-benar sosok yang didengar rakyat sebagaimana Wali-wali Nanggroe sebelumnya.
Khairul mengatakan Wali Nanggroe merupakan Icon Aceh sebagai daerah yang menjalankan Syariat Islam, sehingga penting bagi seorang Wali Nanggroe mampu menjadi imam maupun khatib Jum’at.