Asisten II Pemerintah Aceh, Azhari menyatakan ditunjuknya Kopertis 13 sebagai tuan rumah merupakan sebuah kehormatan, mengingat Kopertis 13 Aceh tergolong masih sangat baru. Kopertis 13 Aceh resmi berdiri pada 16 Januari 2014, atau baru berusia tujuh bulan.
“Di usia yang relatif muda ini, Kopertis 13 diharapkan mampu melakukan tugasnya sebagai Pembina PTS di daerah ini. Mudah-mudahan pelaksanaan Rakor ini mendorong kinerja Kopertis Aceh lebih optimal, dan kami juga berharap Rakor ini menghasilkan rekomendasi yang terbaik untuk dijadikan sebagai rujukan dalam penguatan dan pembinaan PTS yang ada di Indonesia.”lanjutnya.
Data dari Kementerian Pendidikan, perguruan tinggi di Indonesia mencapai 3.151, dari jumlah itu, sebanyak 3.068 atau 97 persen merupakan Perguruan Tinggi Swasta atau PTS. Sedikitnya 72 persen mahasiswa Indonesia belajar di PTS dan hanya sekitar 18 persen yang belajar di PTN. Jumlah pengajar di PTS juga lebih banyak jika dibandingkan dengan di PTN.
“Aceh termasuk wilayah yang memiliki pertumbuhan PTS yang cukup pesat. Seiring lahirnya Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh yang memberi keistimewaan bagi Aceh dalam bidang pendidikan, berbagai PTS hadir mewarnai dinamika pendidikan di daerah ini. Saat ini terdapat 107 PTS di Aceh yang kesemuanya berada dalam pembinaan Kopertis wilayah 13. Pertumbuhan ini tentu menggembirkaan, karena menunjukkan tingginya semangat pemuda Aceh mendapatkan pendidikan di Perguruan Tinggi.”ujarnya.
Azhari melanjutkan, jumlah PTS yang cukup besar tentu membutuhkan pembinaan dan pengawasan, apalagi dengan jumlah mahasiswa yang sangat banyak, sudah pasti PTS memiliki peran signifikan dalam mempersiapkan anak-anak muda terpelajar masa depan. Di sinilah peran Kopertis sangat dibutuhkan untuk memastikan agar proses dan sistem pendidikan di PTS berjalan transparan, akuntabel dan berkualitas. Dengan kata lain, Kopertis harus mampu memberikan dukungan bagi keberadaan PTS, sehingga arah pembangunan generasi muda berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Seiring perkembangan zaman, maka sudah pasti proses pembinaan dan pendidikan generasi muda harus disesuai dengan situasi yang berkembang di masa depan. Sebagaimana kita ketahui, arus globalisasi kini telah masuk ke segala arah, termasuk di sektor pendidikan. Dunia yang seakan tanpa batas telah pula menghadirkan persaingan yang kian semakin ketat di kalangan generasi muda. Mau tidak mau dunia pendidikan harus mampu menyesuaikan dengan kondisi ini. Oleh sebab itu kemandirian PTS dalam menghadapi persaingan harus diperkuat dengan langkah-langkah peningkatan kualitas.
Gubernur berharap dengan diselenggarakannya rakor, Kopertis mampu merumuskan pola-pola terbaik dan efektif untuk mendorong kualitas PTS sehinggga langkah menuju peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia berjalan dengan baik.