Jumpai Gubernur, Bupati Simeulu Keluhkan Biaya Transportasi Udara

Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah menerima kunjungan Bupati Simeulue Riswan NS dan rombongan di Meuligoe Gubernur Aceh. Kehadiran Riswan dan rombongan selain untuk bersilaturrahmi juga untuk membicarakan tentang kendala angkutan laut yang saat ini terjadi di Simeulue, Minggu (10/8/2014).

Riswan menjelaskan, selama ini transportasi laut dari dan menuju Sinabang tidak ada kendala. Setidaknya ada, ada tiga kapal yang melayani rute ke Sinabang, KMP Teluk Singkil KMP Teluk Sinabang, kemudian Gubernur juga mengeluarkan kebijakan dengan menambah satu lagi armada yaitu KMP Teluk Labuhan Haji.

“Namun saat KMP BRR yang memiliki rute Ule lheue-Balohan sedang docking (Perbaikan) KMP Teluk Sinabang ditarik dan KMP Teluk Singkil juga Ditarik. Jadi saat ini tingggal KMP Teluk Labuhan Haji yang melayani pelayaran dari dan ke Sinabang. Bisa dibayangkan bagaimana kualitas pelayanan kita kepada komunitas masyarakat disana. Oleh karena itu, kami mohon melalui Bapak Gubernur untuk mengembalikan kedua kapal itu ke Simeulue untuk melayani masyarakat disana,” harap Riswan.

Bupati Simeulue itu menambahkan, jika sehari saja jadwal kapal terganggu maka harga bahan pokok di Simeulue akan melonjak. “Harga cabe dan bawang bisa mencapai Rp 60- Rp 80 ribu per kilogramnya. Saat ini saja sudah terjadi penumpukan seratusan truk dan untuk menunggu diberangkatkan, baik menuju Simeulue maupun menuju daratan. Sementara itu, Johan Jalal Ketua Komisi C DPRK Simeulue, menambahkan, pasca lebaran ada 40 ton sawit yang tidak bisa diangkut ke daratan dan harus dibuang di dermaga.

“Hal ini jika terus berlanjut tentu saja akan sangat merugikan masyarakat Simeulue,” ujar Johan. Johan menambahkan, pasca libur lebaran, konsentrasi angkutan masih diprioritaskan untuk mengangkut para mahasiswa dan pelajar, sesuai dengan anjuran Bupati Simeulue

Angkutan Udara Mahal

Selain angkutan laut, angkutan udara juga menjadi persoalan. Saat ini hanya ada satu armada yang melayani rute Simeulue-Medan, yaitu Susi Air. Namun harga yang ditetapkan terlalu tinggi. “Bayangkan, Susi Air dengan kapasitas sekali terbang 12 orang penumpang, untuk perjalanan satu jam penerbangan (rute Simeulue-Medan-red) para penumpang harus merogoh kocek sebesar Rp 1,4 juta, ini tentu saja harga yang sulit dijangkau bagi masyarakat,” terang Riswan.

Untuk itu, Riswan berharap agar KMP Teluk Singkil KMP Teluk Sinabang dan KMP Teluk Labuhan Haji ditetapkan sebagai Kapal yang melayani pelayaran ke Simeulue dan jangan diubah lagi, mengingat besarnya konsekwensi ekonomi yang ditimbulkan jika pelayaran dari dan ke Simeulue terganggu.

Riswan menambahkan, jika ada jadwal yang jelas maka Pemkab dengan dinas terkait akan mudah melakukan sosialisasi ke masyarakat. Dengan demikian maka masyarakat akan mengetahui jadwal tetap dari keberangkatan kapal.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telekomunikasi (Kadishubkomintel) Aceh, Rizal Aswandi menjelaskan, pihaknya telah memanggil pihak ASDP untuk membicarakan terkait kendala angkutan menuju Simeulue.

“Sebelum rapat hari ini kita telah memanggil ASDP untuk segera rapat dan mencari solusi. Alhamdulillah, KMP Teluk Sinabang akan kembali ke Sinabang pada hari Kamis, jadi saya kira tidak ada kendala lagi.”

Mendengar semua penjelasan terkait beberapa persoalan yang dihadapi masyarakat di Kepulauan paling luar Indonesia tersebut, Gubernur dr H Zaini Abdullah memerintahkan kepada instansi terkait untuk segera menetapkan ketiga kapal tersebut untuk melayani  rute ke Simeulue dengan jadwal yang tetap.

“Saya kira ini (Jadwal dan rute keberangkatan jalur Simeulue) harus ditetapkan dan jangan dirubah-rubah,” tegas Gubernur  Aceh yang akrab disapa ‘Doto’ itu.

Diakhir perbincangan, Doto juga berjanji akan mengunjungi Simeulue. “Saya akan datang ke Simeulue, tolong sediakan lobster,” canda gubernur disambut dengan tawa para tamu yang berhadir di ruang tamu Meuligoe Gubernur Aceh.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads