Setidaknya 22 warga Aceh meninggal dunia dijalan raya akibat kecelakaan lalulintas selama mudik lebaran Idul Fitri 1435 H yang berlangsung dari tanggal 22 Juli-2 Agustus 2014 lalu.
Angka ini meningkat 22 persen dari tahun 2013 silam, yang jumlah korban meninggalnya mencapai 18 orang.
Direktur lalulintas polda Aceh Kombes Samsul Bahri mengatakan meskipun dari segi angka kecelakaan menurun namun dari angka kematian justru meningkat, ia menyebutkan selama pelaksanaan operasi ketupat rencong 2014 jumlah laka lantas mencapai 30 kasus atau turun 35 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 46 kasus.
Samsul merincikan selain korban meninggal dunia juga terdapat korban luka berat sebanyak 13 orang atau menurun 63 persen dari tahun lalu yang mencapai 35 orang, “Kemudian luka ringan mencapai 41 orang meningkat 21 persen dari tahun lalu yang hanya 34 orang”ujarnya.
Samsul merincikan kecelakaan paling dominan terjadi di pantai timur Aceh yang mencapai 18 kasus, barat selatan 7 kasus dan 5 lainnya diratan tengah Aceh. Menurutnya kabupaten yang paling rawan kecelakaan adalah kabupaten Bireun dan Aceh Timur.
”Jadi sudah kami analisis yang paling dominan itu pantai timur, mencapai 18 kasus, lima ditengah dan tujuh di barat selatan, pantai timur ini ada dua lokasi paling rawan yaitu Bireun dan Aceh Timur”lanjutnya lagi.
Samsul Bahri menambahkan dari 30 kasus laka lantas, 29 diantaranya disebabkan oleh faktor manusia itu sendiri dan satu lainnya disebabkan oleh faktor jalan.
Lebih lanjut Samsul mengatakan yang mengejutkan tahun ini jumlah kecelakaan justru didominasi oleh Bus penumpang dari sebelumnya hanya nol kasus, pada tahun ini mencapai 13 kasus, sedangkan roda dua yang sebelumnya dominan mencapai 50 kasus, tahun ini hanya 34 kasus.