Kepolisian Daerah Aceh menetapkan 2.937 tempat pemungutan suara (TPS) pemilihan presiden (pilpres) 9 Juli mendatang sebagai TPS yang rawan. Dari jumlah itu, 2.485 TPS berstatus rawan satu dan 452 TPS rawan dua.
Hal demikian dikatakan kapolda Aceh Irjen Polisi Husein Hamidi disela-sela HUT bhayangkara ke 68 di halaman Polda Aceh, Selasa (01/07/2014).
Kapolda mengatakan TPS di seluruh Aceh berjumlah 9508, dan 6250 ditetapkan sebagai TPS yang aman. Kapolda menyebutkan untuk mengamankan TPS pada hari pemungutan suara kepolisian daerah Aceh menurunkan dua pertiga kekuatan atau sekitar 9113 personil. Selain itu pengamanan pilpres di provinsi Aceh ikut melibatkan 2100 anggota TNI. Menurut Kapolda pola pengamanan pilpres tidak berbeda dengan pengamanan pemilu legislaif lalu, yaitu dengan pola aman, rawan satu dan rawan dua.
“Tentunya pada hari pencoblosan Polda Aceh akan melaksanakan pengamanan, dua pertiga kekuatan kita kerahkan untuk pengamanan TPS-TPS, kekuatan tetap sama walaupun jumlah TPS berkurang dari pemilu legislatif”lanjutnya.
Kapolda menjelaskan saat ini polda Aceh sedang fokus pada pengamanan tahapan kampanye, dan pengamanan distribusi logistik pemilu dari KIP kepada PPK dan PPS.
Kapolda mengakui pengamanan pilpres lebih ringan dibandingkan pengamanan pemilu lagislatif 9 April lalu.“Kalau pileg dulu melibatkan banyak orang dan agendanya banyak sehingga lebih berat, tapi ini kita juga fokus”ujarnya.
Sementara itu presiden SBY dalam amanatnya yang dibacakan Kapolda Aceh secara khusus mengintruksikan kepada anggota polri untuk menjaga netralitas serta memberikan pengamanan kepada masyarakat. Presiden juga meminta pihak kepolisian untuk terus melakukan koordinasi dengan KPU sebagai penyelenggara pemilu, dengan Bawaslu selaku lembaga pengawas penyelanggara pemilu serta penegak hukum lainnya dalam menyelesaikan tindak pidana pemilu.