Pemerintah Aceh berencana memperluas area masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh hingga ke pinggir Krueng Aceh, sebagai konsekuensinya sejumlah bangunan disamping masjid raya Baiturrahman akan dilakukan pembebasan
Hal itu diungkapkan gubernur Aceh Zaini Abdullah pada rapat forum koordinasi pemerintah daerah se Aceh tentang pengelolaan dan pengembangan masjid raya Baiturrahman Banda Aceh, Rabu (18/06/2014) di aula serba guna kantor gubernur Aceh.
Zaini mengatakan saat ini pemerintah Aceh masih sedang mempelajari contoh dari masjid Nabawi di Madinah, terutama dalam hal penambahan paying-payung buka tutup secara otomatis di masjid kebanggan masyarakat Aceh tersebut. Pemerintah Aceh juga akan merancang tempat wuduk dan tempat parker bawah tanah.
Zaini berharap adanya dukungan dari semua pihak agar rencana pengembangan masjid raya baiturrahman bisa berjalan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan.
”Bagi masyarakat Aceh masjid raya Baiturrahman sebagai simbul toleransi, tidak hanya sebagai tempat shalat tapi juga tempat pengajian, pernikahan dan perlehatan hari-hari besar”lanjutnya.
Pada kesempatan itu Zaini juga mengajak semua pihak untuk menjadikan masjid raya Baiturrahman sebagai saana membangun kesadaran umat, memperkuat persatuan dan ukuwah islamiyah, kemudian kepada pengurus diharapkan agar pengelolaan masjid raya Baiturrahman dikelola secara profesional, akuntabel dan transparan. Gubernur berharap masjid raya Baiturrahman selain sebagai tempat shalat juga sebagai tempat pengembangan ilmu pengetahuan agama, dakwah dan tempat musyawarah.
Zaini menyebutkan, masjid raya Baiturrahman sebagai salah satu masjid terindah di asia tenggara banyak dikunjungi oleh wisatawan, selain itu menurutnya Masjid yang dibangun pada masa sultan Iskandar Muda tahun 1612 itu telah ditetapkan statusnya sebagai masjid nasional oleh mentri agama.