Puluhan remaja putra dan putri mendaftarkan diri masuk dalam komunitas membaca Al quran satu jus dalam satu hari atau yang lebih dikenal dengan komunitas One Day One Juz (ODOJ) Aceh.
Mereka bergabung setelah komunitas ODOJ diresmikan dan diklarasikan yang dihadiri langsung oleh Plh Walikota Banda Aceh, Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal di Taman Sari Banda Aceh, Sabtu (14/6).
Deklarasi pembentukan komunitas ODOJ wilayah Aceh 1 (Banda Aceh ,Sabang, Aceh Besar) disaksikan langsung oleh duta ODOJ Nasional Teuku Wisnu, sementara butir deklarasi dibaca langsung oleh Ketumda komunitas ODOJ wilAYAH Aceh I Deny Zulfikar diikuti oleh seluruh hadirin.
Dalam amanatnya disebutkan, bahwa deklarasi ODOJ merupakan salah satu upaya membumikan Banda Aceh dengan Al-Qur’an melalui para pemuda pemudinya. Program ODOJ diharap dapat semakin meneguhkan penerapan syariat islam di wilayah Aceh khususnya Kota Banda Aceh dengan cara membaca, memahami makna dan melaksanakannya.
Teuku wisnu dalam sambutannya begitu berharap syariat islam dapat tegak kembali di Tanah Aceh. Selain itu ia meminta para pemuda di Banda Aceh bangkit dan bersatu membela Islam seperti pada zaman Rasulullah karena begitu banyak pemuda yang setia mengikuti ajaran Islam bahkan rela mati untuk Islam.
“Pemuda di zaman Rasulullah sungguh luar biasa, rela mati demi Islam. Saya berharap begitu juga dengan para pemuda Aceh, bersatu, Mari kita kembalikan kejayaan islam di Aceh, kita tegakkan Syariat Islam di Aceh,” ujar Wisnu.
Dirinya berharap para pemuda pemudi Islam di setiap sudut kota secara perlahan dapat bergabung dalam komunitas ODOJ. Sehingga kesehariannya disibukkan dengan membaca Al-Qur’an setiap hari satu juz.
Selain itu kata Wisnu, menyambut Ramadhan komunitas ODOJ juga akan melaksanakan kegiatan amal lainnya seperti menyantuni anak yatim, buka puasa bersama dengan anak yatim piatu dan juga melazimkan baca Al-Qur’an bersama di masjid-masjid.
Sementara Plh Walikota Banda Aceh Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal mengatakan selama ini umat islam begitu terlena dengan perkembangan zaman. Sehingga segala aturan dalam Islam menjadi jauh dan dianggap sebagai sebuah keanehan.
Hal itu justru berbanding terbalik dengan orang non muslim. Mereka begitu khusuk dan taat dalam menjalankan agamanya.
“Coba perhatikan dan bandingkan ketika orang Islam hendak makan dan orang non muslim makan. Kita muslim langsung menyantap makanan tanpa berdoa, tapi orang non muslim justru khusuk berdoa bahkan ada pemimpin doanya,” ujar Illiza.