Almarhum Wali Nanggroe Aceh kedelapan Hasan Muhammad Ditiro atau Hasan Tiro mengingatkan bangsa Aceh akan pentingnya memperjuangkan 5 hal untuk menjadikan Aceh lebih mandiri dan sejahtera dimasa mendatang.
Kelima perjuangan itu masing-masing perjuangan dengan senjata api, perjuangan politik, perjuangan diplomasi, perjuangan ekonomi dan perjuangan pendidikan.
Hal demikian dikatakan staf Wali Nanggroe Aceh Yahya Muaz pada acara mengenang 4 tahun meninggalnya deklarator Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Hasan Tiro di Banda Aceh, Selasa (03/06/2014).
Yahya muaz menyebutkan dari lima perjuangan itu tiga diantaranya sudah dilakukan oleh masyarakat Aceh yaitu perjuangan senjata api, politik dan diplomasi, sedangkan dua lainnya perjuangan ekonomi dan pendidikan belum berjalan sepenuhnya.
”Masih ada dua perjuangan yang menjadi tanggungjawab kita bersama yaitu perjuangan pendidikan dan ekonomi”lanjutnya.
Yahya muaz menyebutkan dampak dari perjuangan diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah Aceh setidaknya sudah membuahkan hasil dengan dilantiknya Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud, menurutnya pasca pelantikan itu Kementrian luar negeri Republik Indonesia akan membuka perwakilannya di provinsi Aceh, ” begitu juga sebaliknya provinsi Aceh juga akan membuka sejumlah konsulatnya di luar negeri”ujarnya.
Pada kesempatan itu Yahya Muaz juga mengatakan hadirnya Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh (RTRWA) juga dampak positif dari perdamaian Aceh yang telah dicapai oleh Hasan Tiro pada Agustus 2005 silam, menurutnya RTRW yang disahkan DPR Aceh akan membuka jalan bagi pemerintah Aceh untuk mensejahterakan rakyatnya, ”dalam RTRW tersebut telah direncanakan pembangunan jalan tol dan pembangunan rel kereta api dari Aceh ke Sumatera Utara”ungkapnya.
Sementara itu peringatan empat tahun meninggalnya Wali Nanggroe Hasan Tiro berlangsung sederhana, acara tidak dihadiri oleh Wali Nanggroe Malek Mahmud, Gubernur Aceh Zaini Abdullah maupun wakil gubernur Aceh yang juga ketua Partai Aceh Muzakir Manaf.