Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Aceh menggelar dialog kepemudaan bersama Pemerintah Aceh di aula Arafah, Asrama Haji, Banda Aceh, 7 April 2014. Kegiatan yang bertajuk “Peran Pemuda dalam Pembangunan” menghadirkan Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah sebagai Keynote Speaker.
Dialog yang dimoderatori Dosen UIN Ar-Raniry, Hasan Basri M. Nur ini juga menghadirkan Kepala Bappeda Aceh, Prof. Dr. Ir. Abubakar Karim, MS, dan Ketua DPD I KNPI Aceh, Jamaluddin Jamil, ST sebagai narasumber.
Sementara Gubernur Aceh dr. H. Zaini Abdullah mengatakan apa yang dibicarakan dalam dialog itu sangat penting untuk dipahami, baik dalam kontek Aceh maupun nasional.
“Kita boleh berpahit sekarang, namun dengan kebersamaan dan kegigihan, kita terus berjuang untuk pembangunan Aceh,” kata Gubernur Zaini.
Zaini Abdullah menegaskan, pemuda mempunyai andil yang cukup besar ketika bangsa dan negara ini didirikan. Kalaupun dalam perjalanan sejarah ternyata peran pemuda mengalami pasang surut, itu lebih disebabkan oleh pasang surutnya sejarah ke-Indonesia-an itu sendiri.
“Begitu pula halnya dengan peran pemuda dalam pembangunan Aceh yang ternyata juga pernah mengalami pasang surut akibat pasang surutnya sejarah ke-Aceh-an,” jelas Gubernur
Lebih lanjut Zaini Abdullah mengatakan, persoalan yang masih menjadi kendala dalam meningkatkan keterlibatan pemuda dalam pembangunan adalah terkait dengan kualitas pemuda. Tanpa menafikan kenyataan bahwa ada sejumlah pemuda Acehb yang berhasil meraih kesuksesan dan mengembangkan jati dirinya.
“Kita harus akui bahwa sebagian besar pemuda Aceh masih rendah kualitasnya. Artinya secara komparatif pemuda kita cukup unggul, tapi secara kompetitif kita masih kalah. Ini harus dibenahi, sebab Saudara semua adalah penanggungjawab masa depan Aceh,” ungkapnya.
Menurut Doto Zaini, hal ini terjadi dikarenakan banyak faktor, di antaranya adalah kualitas pendidikan yang masih rendah, dan modal sosial yang masih lemah. Untuk itu, kata Gubernur, peran pemuda yang perlu terus ditingkatkan adalah dalam pembangunan pendidikan, khususnya pembangunan sumber daya manusia (SDM).
“Ketika SDM kita telah unggul atau kompetitif, maka kemampuan mereka untuk berkompetisi untuk merebut peluang kerja akan semakin baik,” imbuh Gubernur.
Masalah lain yang perlu dibenahi adalah modal sosial para pemuda. Modal sosial pemuda Aceh seperti etos kerja, semangat juang, kemandirian, kejujuran, kerja sama, dan jiwa kewirausahaan perlu ditanamkan dalam diri pemuda.
“Karena saudara-saudara pemegang tongkat kepemimpinan masa depan Aceh. Membangun Aceh butuh para pemuda yang berkualitas dengan modal sosial yang handal,” tutup Zaini Abdullah.