Aceh Deflasi 0,65 Persen

Penurunan harga sejumlah komoditas bahan makanan menyebabkan terjadinya deflasi di provinsi Aceh pada bulan Maret 2014 sebesar 0,65 persen. Pada bulan Februari lalu provinsi Aceh juga mengalami deflasi sebesar 0,84 persen.

Sementara kota pemantau inflasi di provinsi Aceh masing-masing kota Banda Aceh mengalami deflasi sebesar 0,52 persen, kota Lhokseumawe deflasi sebesar 0,77persen dan kota Meulaboh mengalami deflasi sebesar 0,73 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Hermanto mengatakan deflasi yang terjadi di kota Banda Aceh pada bulan Maret umumnya disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok bahan makanan dengan deflasi 3,43 persen. Ia menyebutkan ada beberapa komoditas yang memberi andil tinggi terhadap terjadinya deflasi di Banda Aceh seperti tongkol, beras, telor Ayam, bawang merah dan cabe merah. Namun demikian sejumlah komoditas diakui terjadi kenaikan harga seperti udang basah, jeruk dan rokok kretek.

”Dua bulan berturut-turut Aceh deflasi, begitu juga dengan kota pemantau, misalnya Banda Aceh pada Februari deflasi 0,45 persen sekarang deflasi 0,52 persen”lanjutnya.

Hermanto menambahkan dari 111 jenis barang dan jasa yang mengalami perubahan harga pada bulan Maret,  39 jenis barang dan jasa mengalami kenaikan harga dan 72 jenis barang dan jasa mengalami penurunan harga.

Hermanto menjelaskan laju inflasi tahun kalender sampai bulan Maret 2014 untuk kota Banda Aceh sebesar 0,86 persen, kota Lhokseumawe 0,74 persen dan kota Meulaboh 0,63 persen, sedangkan provinsi Aceh sebesar 0, 75 persen.

Sementara itu untuk inflasi year on year untuk kota Banda Aceh sebesar 6,09 persen, kota Lhokseumawe sebesar 4,13 persen, kota Meulaboh sebesar 6,69 persen dan provinsi Aceh sebesar 5,73 persen, “Inflasi year on year provinsi Aceh masih di bawah rata-rata nasional yang mencapai 7,32 persen”pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads