Partai Aceh Optimis Raih 60 Persen Suara

Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh (DPA-PA) optimis akan meraih 60 persen suara pada pemilu legislatif 9 April 2014 mendatang.

Optimisme itu dikatakan Ketua Komite Pemenangan Partai Aceh (KPPA) Kamaruddin Abubakar pada silaturrahmi dengan Wartawan di Banda Aceh, Senin (10/03/2014).

Kamaruddin atau Abu Razaq mengatakan optimisme itu didasarkan pada perkembangan partai Aceh akhir-akhir ini, Abu Razak mencontohkan sebelumnya partai Aceh nyaris tidak berkembang didataran tinggi gayo, namun saat ini kondisi sudah berbeda, diakuinya Partai Aceh telah menjadi salah satu partai besar daerah-daerah yang sebelumnya tidak menjadi basis partai Aceh.

Selain itu menurut Abu Razaq pengalaman pilkada pemilihan gubernur tahun 2012 lalu, partai Aceh juga mendapatkan suara hingga 55 persen meskipun menghadapi saingan berat yang calon incumbent Irwandi Yusuf.

Abu razaq menyebutkan sebagai upaya untuk mewujudkan kemenangan tersebut saat ini DPA-PA juga sudah membentuk komite pemenangan hingga ketingkat kecamatan diseluruh Aceh.

“Kita yang penting usaha, dan tim kita sudah solit, bahkan dibasis yang dulu masih abu-abu sekarang sudah mulai membaik”ujarnya kepada wartawan.

Selain itu keyakinan Partai Aceh untuk meraih suara besar pada pemilu mendatang didasarkan atas kinerja dari kader-kader partai Aceh yang saat ini duduk di DPRA maupun DPRK se Aceh. Menurutnya saat ini setidaknya partai Aceh menempatkan 12 kadernya sebagai kepala daerah, baik bupati maupun walikota.

“Belum lagi ketua DPRK, kita partai Aceh juga kuasai sekitar 18 daerah dari 23 kabupaten/kota”lanjutnya lagi.

Abu Razaq menambahkan pihaknya melihat semua partai politik sama kuat dalam pertarungan politik pemilu 9 April mendatang.

“Kita melihat semua partai sama kuat, kita tidak meremehkan siapapun, baik dia partai lokal maupun nasional”imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut Abu Razaq juga membantah adanya perpecahan di internal partai Aceh, dia mengakui ada beberapa kader partai Aceh yang menyeberang ke partai lain, namun hal itu menurutnya biasa terjadi dalam perpolitikan, sebagaimana juga terjadi dibanyak partai nasional.

“Bisa kami beri contoh ketua DPRK Gayo Lues yang juga ketua Golkar Gayo Lues  Amru saat ini justru menjadi caleg dari partai Aceh”pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads