Setelah sehari sebelumnya, mengetahui kondisi ruang belajar dan tempat bermain anak-anak di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Terpadu Permata Hati Banda Aceh tidak dalam kondisi yang menggembirakan, Gubernur Aceh Zaini Abdulla langsung meninjau sekolah tersebut.
Tinjauan Gubernur Zaini pagi tadi, Kamis (27/2/2014) dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung kondisi Paud yang berlokasi di Jalan T. Hamzah Bendahara Kuta Alam Kota Banda Aceh itu.
Menurut Gubernur, bangunan dan ruang kelas tersebut harus direnovasi. Terlihat, ruang kelas sangat memprihatinkan, baik dari aspek kesehatan, kebersihan dan kenyamanan bermain anak-anak.
“Dari sisi kesehatan tidak bagus karena dinding lembab, cat mengelupas dan ruanganpun sangat sempit. Ini harus segera dicari solusi,” kata Gubernur, usai melihat dan mengamati ruang sekolah itu.
Sebagai alternatif solusinya, Gubernur langsung meminta Biro Umum Setda Aceh dan Dinas Pendidikan untuk segera memindahkan ruang belajar anak ke sekretariat Dharwa Wanita, yang gedungnya bersebelahan dengan Paud. Sementara, Sekretariat Dharma Wanita rencananya direlokasi ke rumah dinas Kadis Dishukomintel Aceh, yang berlokasi di kawasan Geuceu, Banda Aceh.
Gubernur juga meminta perbaikan ventilasi udara ruang kelas baru dan desain ulang ruang kelas dengan memperhatikan aspek kesehatan dan kenyamanan.
“Kami akan segera menindaklanjuti permintaan Gubernur, untuk memindahkan sekolah Paud ke kantor DW, termasuk re-desain ruang kelas, renovasi area bermain, dan perbaikan drainase,” kata Anas M. Adam
Turut mendampingi kunjungan Gubernur, Plt. Kabiro Humas Pemerintah Aceh Murthalamuddin, Asisten Administrasi Umum Sekda Aceh Muzakkar A. Gani, Kadis Pendidikan Aceh Anas M. Adam dan Kepala BPM Aceh Zulkifli HS. Selain itu juga hadir, Ketua DPR Aceh Hasbi Abdullah, Niazah A. Hamid, Sekretaris PKK Aceh dan Jajaran Pengurus Darma Wanita Aceh.
Kepala Sekolah PAUD Terpadu Permata Hati, Suryati, S.Pd mengaku sangat terharu dengan kunjungan Gubernur Zaini beserta istri Ummi Niazah A.Hamid ke lembaga pendidikan yang dipimpinnya itu. Bahkan, saat ditanya perasaannya terhadap respon Gubernur yang merelokasi ruang belajar, ia terlihat menetes airmata.
“Syukur Alhamdullillah, kami mengucapkan ribuan terimakasih kepada Bapak Gubernur dan Ummi Niazah yang sangat peduli lembaga pendidikan Paud,” kata Suryati, dengan nada terisak-isak.
Lebih lanjut Suryati menjelaskan, Paud Terpadu Permata Hati Banda Aceh hanya menerima 90 anak pada setiap tahun ajaran baru, yaitu Kelompok Bermain (usia 2-4 tahun), Taman Kanak-Kanak A (usia 4-5 tahun) dan Taman Kanak-Kanak B (usia 5-6 tahun).
“Sistim penerimaannya melalui wawancara langsung dengan orang tua tentang bagaimana keadaan anak yang sebenarnya dengan membawa anak langsung sewaktu pendaftaran,” imbuhnya.
Paud yang didirikan tahun 2008 dan terdiri dari 10 tenaga pendidik ini, tambah Suryati, juga memberikan keringanan biaya kepada anak yang kurang mampu dan gratis biaya pendidikan bagi anak-anak yatim piatu.