Anggota DPR Aceh dari Fraksi PPP-PKS Mohhariadi mengatakan salah satu ukuran keberhasilan kepolisian daerah Aceh sangat ditentukan oleh keberhasilan mengamankan pemilu yang berkualitas dan bermartabat di provinsi Aceh.
Pihaknya berharap tidak ada lagi kekerasan dan penghilangan nyawa pada pemilu tahun ini, menurutnya masyarakat harus bisa memberi suara dengan tidak ada paksaan dari siapapun.
Hal yang sama dikatakan Anggota DPR Aceh dari fraksi Demokrat Yunus Ilyas, ia menyebutkan yang perlu diantisipasi oleh pihak kepolisian adalah intimidasi dan netralitas penyelenggara pemilu. Ia meminta ada ketegasan dari polda Aceh menyikapi hal itu.
Hal itu juga dikatakan Anggota DPR Aceh dari Fraksi Golkar Yuniar, Anggota dewan Perempuan itu bahkan meminta pihak kepolisian fokus untuk melakukan penjagaan Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada hari H pelaksanaan Pemilu, pasalnya pengalaman sebelumnya banyak pelanggaran terjadi di TPS.
“Polisi bukan alat untuk mengamankan kemenangan partai tertentu, Kami berharap polisi netral, kami pernah melihat hal ini lima tahun lalu, ketika kami tanya mereka bilang yang penting aman”ujarnya.
Sementara itu Anggota DPR Aceh dari Fraksi Golkar Husen Banta mengatakan pemilu sama sekali tidak ada artinya jika masyarakat memilih tidak sesuai dengan hati nuraninya dan dibawah tekanan, oleh karena itu menurutnya keamanan sangat penting.
Menanggapi hal itu Kapolda Aceh Irjen Polisi Herman Effendi mengatakan pihaknya sedang berupaya untuk melakukan sosialisasi pemilu damai diseluruh Aceh.
Bahkan Kapolda mengatakan pihaknya sudah melakukan penguatan polsek-polsek yang rawan terjadinya intimidasi terhadp masyarakat.