Sejumlah saluran irigasi di kabupaten Aceh Besar rusak parah, hal ini menyebabkan tidak maksimalnya aliran air ke persawahan warga petani disejumlah kecamatan.
Pemerintah Aceh Besar sudah mengupayakan penggalian sumur bor dan pengadaan mesin air yang ditempatkan disejumlah daerah aliran sungai untuk mengaliri air kepersawahan, namun upaya itu juga tidak maksimal.
Anggota Komisi B DPR kabupaten Aceh Besar Irawan Abdullah mengatakan sejumlah mesin yang disediakan pemerintah dengan menggunakan dana APBK tidak berfungsi maksimal, begitu juga dengan sumur bor disejumlah titik, saat ini belum bisa difungsikan secara maksimal oleh masyarakat petani, akibatnya ratusan hektar tanaman padi diwilayah Aceh Besar terancam gagal penen.
“Faktor utamanya karena irigasi yang sudah ada rusak, contoh ada pengadaan mesin, tapi pipanya belum tersambung sehingga hasilnya nihil, ini perlu dioptimalkan, kalau tidak ini akan berulang setiap tahun”ujar politisi PKS itu.
Irawan menambahkan pemerintah Aceh Besar tidak bisa hanya mengandalkan pengadaan sumur bor dan mesin air, akan tetapi lebih efektif jika irigasi yang sudah ada segera direhab dan difungsikan kembali.
“Pemerintah Aceh Besar tidak perlu membangun irigasi baru jika irigasi lama bisa difungsikan secara maksimal”lanjutnya.
Menurutnya sejumlah saluran irigasi rusak akibat adanya alihfungsi sawah menjadi pertokoan dan perumahan sehingga sejumlah saluran irigasi tertimbun. Atas masalah ini anggota Fraksi PKS DPRK Aceh Besar itu meminta agar izin mendirikan bangunan di persawahan untuk dipertimbangkan dampak negatifnya.
“Izin mendirikan bangunan dengan pembangunan harus sinkron, karena banyak irigasi tertimbun dengan bangunan sehingga tidak bisa dialiri air,”pungkas Irawan yang juga ketua DPD PKS Aceh Besar tersebut.