Fraksi PPP-PKS dan Fraksi Partai Golkar mempertanyakan program pemerintah Aceh mengirimkan 28 orang mahasiswa asal Aceh belajar ke Amerika Serikat, pasalnya biaya yang dikeluarkan pemerintah Aceh untuk 28 orang mahasiswa tersebut mencapai Rp. 10 Milyar.
Sedangkan dana yang dikeluarkan untuk membiayai mahasiswa yang belajar di Negara-negara Timur Tengah dan Negara-negara di Asia, anggaran yang dibutuhkan jauh lebih kecil.
Hal demikian dikatakan Juru bicara Fraksi PPP-PKS DPR Aceh Mahyaruddin Yusuf dan Ketua Fraksi Partai Golkar Husin Banta pada rapat paripurna penyampaian pandangan akhir fraksi-fraksi di DPR Aceh terhadap RAPBA-Perubahan 2013, Kamis (03/10/2013).
Mahyaruddin mengatakan pemerintah Aceh harus mengeluarkan dana sebesar Rp. 360 juta/orang pertahun untuk mahasiswa yang dikirim ke Amerika Serikat, sedangkan mahasiswa yang dikirim ke Timur Tengah hanya membutuhkan dana antara Rp. 50 juta-Rp. 60 juta/orang pertahun, situasi tersebut dinilai sangat diskriminatif, karena dana yang digunakan untuk mengirim mahasiswa ke Amerika Serikat bisa digunakan untuk mengirim ratusan mahasiswa ke Negara lain.
“Bila satu orang mahasiswa yang dikirim ke Amerika membutuhkan dana sampai Rp. 360 juta perorang pertahun, maka ke Negara-negara Timur Tengah dan negara-negara Asia lainnya hanya membutuhkan dana berkisar Rp. 50 juta – Rp. 60 juta perorang mahasiswa pertahun”Ujar politisi PKS itu.
Selain itu Fraksi PPP-PKS juga meminta pemerintah Aceh memperjelas Universitas-universitas yang dituju oleh mahasiswa asal Aceh, hal itu bertujuan untuk mempermudah pengawasan.
Sementara itu ketua Fraksi Partai Golkar Husin Banta meminta pemerintah Aceh untuk meninjau kembali pengiriman mahasiswa ke Amerika Serikat, pasalnya dana yang dikeluarkan pemerintah Aceh untuk beasiswa terlalu tinggi bila dibandingkan dengan pengiriman mahasiswa ke Negara-negara lain.
Pada kesempatan yang sama Fraksi Partai Demokrat juga meminta Pimpinan DPR Aceh untuk segera membentuk Pansus Bea Siswa Aceh pada Tahun 2013 ini, pasalnya bantuan beasiswa yang dimulai sejak tahun 2008 itu telah menghabiskan dana pemerintah Aceh sebesar Rp. 500 Milyar lebih.
