Kepala dinas kehutanan provinsi Aceh Husaini Syamaun mengatakan pemerintah Aceh akan menyusun kembali rencana pembangunan kehutanan di provinsi Aceh untuk 20 tahun kedepan.
Hal itu dikatakan Husaini Syamaun pada seminar sinergitas pembangunan kehutanan berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam rangka implementasi otonomi khusus (otsus) di Aceh.
Husaini mengatakan topografi Aceh yang terjal dan bergelombang membuat pemerintah Aceh tidak punya pilihan lain selain merehabilitasi hutan Aceh di hulu, atas dasar itu pemerintah Aceh membentuk UPTD yang berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berfungsi untuk mengawasi kawasan hutan, disamping ada juga kawasan-kawasan yang menjadi tanggungjawab pemerintah kabupaten kota.
“jadi di hulu harus direhabilitasi, dan mereka menjadi perpanjangan tangan untuk mengawasi hutan disana, disamping juga ada tugas yang menjadi tanggungajwab kabupaten-kota”lanjutnya.
Sebelumnya Husaini juga mengatakan, provinsi Aceh, masih memiliki tutupan hutan seluas 3,2 juta hektar lebih, dan hutan Aceh menurutnya merupakan hutan terbaik di Indonesia selain hutan papua, bahkan diakuinya Hampir setengah tutupan hutan di pulau Sumatera, yang masih terjaga ada di Aceh.
Di Aceh terdapat dua blok hutan sangat penting, yakni Ekosistem Leuser seluas 2,6 juta hektar dan Ekosistem Ulu Masen seluas 730 ribu hektar.
Hutan Aceh merupakan tempat terakhir dimana empat satwa langkah endemik Sumatera masih ditemukan seperti orangutan, badak, gajah dan harimau.