Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di provinsi Aceh lebih banyak dialokasikan untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran, sementara sektor pertanian dan perikanan yang merupakan sektor primer dengan serapan tenaga kerja mencapai 50 persen masih kurang perhatian dari pihak perbankan, penyaluran pada sektor itu hanya 17,11 persen.
Hal demikian dikatakan Assiten II Bidang Ekonomi Pemerintah Aceh Teuku Sayed Mustafa pada kegiatan Sosialisasi Perluasan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Koridor/Wilayah Sumatera, Kamis (23/05) pagi di Banda Aceh.
Sayed Mustafa mengatakan pihak perbankkan harus memberikan perhatian lebih kepada sector pertanian dan perikanan di Provinsi Aceh dalam hal pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR), pemeberian KUR untuk seKtor itu diyakini akan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran di provinsi Aceh.
Sayed menjelaskan Tingkat kemiskinan di Aceh saat ini mencapai 19,46 persen, jauh di atas tingkat kemiskinan nasional yang berkisar 12,11 persen. Sedangkan tingkat pengangguran berkisar 8,28 persen, juga di atas angka nasional yang sebesar 5,92 persen.
“yang perlu kita ketahui bahwa pemerintah Aceh sangat mengandalkan peran KUR ini dalam hal peningkatan ekonomi, dan kita akan cari jalan keluar sehingga pengembalian KUR bisa meningkat kedepan”lanjutnya.
Sayed menambahkan Pemerintah telah mendorong kalangan perbankan untuk menyalurkan KUR di berbagai wilayah. Menurutnya Di Aceh, ada 8 bank pelaksana yang menyalurkan KUR, yaitu BNl, BRI, BTN, Bank Mandiri, BUKOPIN, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah dan Bank Aceh. Sampai 31 Maret 2013, realisasi penyaluran KUR di Aceh mencapai Rp. 2 triliun dengan jumlah debitur 139.163 orang. Rata-rata kredit per debitur berkisar Rp. 14,38 juta, dengan rasio kredit bermasalah sekitar 5,31 persen.
Sayed menjelaskan KUR sangat bermanfaat untuk peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat Aceh, sebab sektor UMKM di daerah sangat banyak. Bahkan bisa dikatakan mayoritas aktivitas ekonomi masyarakat Aceh bergerak di sektor UMKM. Menurutnya lagi, Kontribusi UMKM terhadap pembangunan ekonomi Aceh mencapai 53,45 persen.