Pemerintah Aceh menyatakan siap untuk mendorong agar semua pelabuhan di Aceh bisa lebih optimal, namun butuh keterlibatan semua pihak agar pelabuhan Aceh bisa dihidupkan, terutama dunia usaha swasta.
Hal demikian dikatakan Assiten II pemerintah Aceh Teuku Sayed Mustafa Senin (13/05) pagi.
Sayed mengatakan yang mengoptimalkan pelabuhan bukan berada ditangan pemerintah atau regulasi, akan tetapi pada pengusaha pelabuhan dan importir/eksportir, sedangkan untuk infrastruktur, pelabuhan Aceh sudah sangat siap, termasuk regulasinya, namun pihaknya mempertanyakan siapa yang akan melakukan ekspor ataupun impor jika swasta tidak terlibat.
“memang ada regulasi yang menjadi hambatan tapi terus kita perbaiki dan benahi, namun pertanyaannya siapa yang mengekspor dan yang mengimpor, bahkan tanpa lahir sejumlah PP, ekspor impor sudah bisa kita laksanakan”lanjutnya.
Sayed menambahkan jikapun ada pengusaha yang mengatakan masih ada hambatan, maka hambatan itu terletak pada pengusaha itu sendiri.
Diakui Sayed banyak komoditi yang bisa diekspor dari Aceh, terutama hasil pertanian dan CPO, menurut Sayed saat ini banyak pengusaha Aceh yang mengandalkan pelabuhan Medan, dan jika itu dipindahkan ke Aceh maka Medan akan kewalahan, sehingga muncul persaingan yang kurang sehat.