Partai Aceh di prediksi akan tetap mendominasi pada Pemilu legislative yang digelar pada 9 April 2014, namun dominasi partai bentukan mantan Kombatan GAM tersebut diperkirakan akan menurun bila dibandingkan dengan pemilu tahun 2009.
Penurunan suara partai Aceh salah satunya disebabkan oleh kehadiran partai Nasional Aceh (PNA) yang didirikan oleh mantan gubernur Aceh Irwandi Yusuf, pengurus partai ini pun di dominasi oleh Mantan kombatan GAM dan orang-orang yang di pecat dari Partai Aceh.
Hal demikian dikatakan pengamat politik dari Universitas syiah kuala Banda Aceh Taqwadin pada Seminar Politik Kebangsaan Menuju Pemilu yang BerDasi (Bersih, Damai dan Bersyariat) yang digelar KAMMI Aceh, Sabtu akhir pekan lalu (30/3/2013) di Aula Mahkamah Syar’iyah Provinsi Aceh.
Taqwaddin mengatakan Polemik Qanun Wali Nanggroe dan qanun Lambang Aceh dan Bendera Aceh juga akan memberikan dampak tersendiri bagi Partai Aceh khususnya bagi simpatisan partai Aceh di dataran tinggi gayo, Taqwadin memperkirakan akan banyak pemilih partai Aceh di daerah itu yang kan mengalihkan dukungan ke partai lain. Namun secara keseluruhan partai Aceh di prediksi tetap akan meraih kemenangan.
“partai Aceh akan tetap dominan, PNA yang akan menjadi saingan, karena mereka memiliki basis yang sama, namun irwandi kan bukan GAM idiologis”lanjutnya.
Menurut Taqwadin, Hal yang sama juga terjadi pada partai Nasional, Partai Demokrat yang mendapatkan suara kedua terbanyak pada pemilu 2009 di DPR Aceh diperkirakan akan mengalami penurunan pada pemilu 2014.
Suara partai demokrat akan lari ke partai lain seperti partai Golkar, partai Gerindra ataupun partai Hanura, menurut Taqwadin Golkar menjadi partai yang diuntungkan dengan penurunan suara demokrat mengingat basis Golkar dan Demokrat di Aceh relative sama.
“kalau partai gerindra mereka sangat diuntungkan dengan adanya dukungan dari petinggi partai Aceh baru-baru ini”pungkasnya.