Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh menargetkan jumlah peserta Keluarga Berencana Baru di Aceh mencapai 150 ribu orang pada tahun 2013 ini. BKKBN menilai saat ini jumlah masyarakat pemakai alat kontrasepsi secara teratur masih tergolong rendah di Aceh.
Pelaksana tugas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh Safrudin Hidayat menyatakan, saat ini kesadaran masyarakat untuk menggunakan alat kontrasepsi masih minim. Hal itu dikarenakan faktor menikah usia dini dan latar belakang sosial dan pendidikan yang rendah.
“Kita menargetkan akan ada pengendalian jumlah penduduk di Aceh. Kita memberikan dengan segala jenis alat kontrasepsi pilihan masyarakat itu sendiri agar bisa diterima oleh semua kalangan. Saat ini masih ada masyarakat yang menolak KB”lanjutnya.
Safruddin menambahkan, sekitar 80 persen dari pasangan yang sudah menikah cenderung menggunakan alat kontrasepsi berupa pil dan alat suntik. Namun masih enggan menggunakan kondom. Saat ini jumlah penduduk Aceh semakin meningkat, hal itu menurutnya harus diimbangi dengan pembangunan indeks manusia yang berkualitas.
Asisten II Setda Aceh Teuku Said Mustafa menyatakan saat jumlah penduduk Aceh mencapai 5 juta jiwa. Menurutnya selama 3 tahun terakhir jumlah penduduk Aceh telah mengalami meningkat hingga 2 persen. Jumlah penduduk tersebut tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada di Aceh saat ini.
“Sebenarnya Pemerintah akan terus mengendalikan jumlah penduduk, karena akan berdampak pada jumlah pengangguran dan kemiskinan yang ada di Aceh. Kita berharap semua pihak sadar bahwa populasi penduduk yang besar tanpa diimbangi dengan pekerjaan dan kehidupan yang layak, maka akan merugikan Negara”lanjutnya.
Said menambahkan Pemerintah akan melakukan beberapa hal yakni pemetaan peserta keluarga berencana di daerah, meningkatkan provider pelayanan pada tenaga medik, bidan dan masyarakat sebagai pengguna kontrasepsi dan peningkatan akses kepada masyarakat dalam memperoleh alat kontrasepsi yang sesuai.