Provinsi Aceh merupakan daerah yang rawan terhadap bencana alam geologi seperti gempa, baik gempa laut maupun gempa darat.
Atas dasar itu Ikatan Ahli Geologi Indonesia wilayah Aceh mengajak seluruh masyarakat Aceh dan pemerintah untuk mendirikan bangunan-bangunan yang tahan terhadap gempa.
Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia wilayah Aceh, Faisal Ardiansyah mengatakan hingga kini belum ada satupun alat yang bisa dipakai untuk mendeteksi kapan terjadinya gempa, namun masyarakat Aceh harus tetap waspada atas kemungkinan terjadinya gempa, karena dari segi teori, patahan lempeng memanjang dari sumatera selatan hingga ke Banda Aceh dan ke Sabang hingga Andaman.
“nggak ada alat untuk mengukur gempa ini, kita baru tau gempa ya setelah gempa terjadi, jadi dalam persepsi keimanan tentu Allah yang mengatur gempa ini”lanjutnya.
Faizal menambahkan patahan tersebut terus aktif bergerak, jika gerakannya kuat maka terjadi gempa, menurutnya gempa merupakan sunatullah, berupa pelepasan energi yang selalu harus dilepaskan oleh bumi.
“makanya yang sedang membangun baik rumah maupun pertokan harus benar-benar memperhatikan sisi teknisnya, harus tahan gempa”lanjutnya lagi.
Menurutnya setiap hari ratusan kali gempa menghayun Aceh, namun hanya dalam skala besar saja yang dirasakan oleh manusia.
Sementara itu sebelumnya Peneliti Geo Hazard Tsunami & Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Unsyiah, Ibnu Rusdy mengatakan gempa yang terjadi pada Selasa Subuh, 22 Januari 2013, berbeda dengan gempa-gempa yang terjadi sebelumnya.
Menurut Rusdy gempa tersebut adalah gempa yang bersumber dari sesar Sumatera yang terjadi di darat. Gempa tersebut, katanya, dapat menimbulkan goncangan dan kerusakan yang besar.
Kepala Divisi Riset TDMRC Unsyiah Syamsidik mengatakan perlu upaya mitigasi bencana gempa bumi yang bersumber di darat.
Salah satu bentuk mitigasi bencana gempa bumi di darat menurut Syamsidik adalah dengan memperhatikan cara-cara pendirian bangunan yang relatif lebih tahan terhadap gempa bumi.
Menurut Syamsidik, TDMRC bersama dengan Teknik Sipil Unsyiah telah membangun contoh rumah tahan gempa yang dibuat dari beton ringan pra cetak yang diberi nama Ber-C.
Syamsidik mengingatkan yang menimbulkan korban ketika terjadi gempa di darat adalah jatuhan bahan-bahan bangunan seperti batu bata, plafon, lemari, atau keruntuhan total bangunan.