Kerusakan Daerah Aliran Sungai (DAS) di provinsi Aceh sudah pada tahap sangat mengkhawatirkan.
Bedasarkan catatan wahana lingkungan hidup (walhi) Aceh kerusakan DAS terparah terjadi pada sungai jambo Aye yang melintasi lima kabupaten di Aceh, masing-masing kabupaten Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara dan Aceh Timur. Kerusakannya diperkirakan mencapai 80 persen.
Direktur eksekutif Walhi Aceh TM Zulfikar mengatakan sejak tahun 2006 hingga awal tahun 2013 kerusakan DAS di seluruh Aceh mencapai 714.724 hektar atau 46,50 persen, dari 1.524.624 hektar total luas daerah aliran sungai (DAS) di Aceh. Walhi Aceh mempertanyakan apa saja yang dilakukan oleh pemerintah Aceh untuk mencegah semakin meluasnya kerusakan DAS tersebut.
“untuk merehab ini tentu butuh waktu dan dana, nah kalau dibiarkan ini tentu mengundang bencana, nah pertanyaannya apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah”lanjutnya.
Zulfikar menambahkan, DAS yang kritis lainnya masing-masing terdapat pada DAS krueng Aceh, DAS Krueng Peusangan, dan DAS Krueng Tamiang yang kerusakannya sudah diatas 50 persen.
Menurut Zulfikar akibat dari kerusakan DAS itu, bencana banjir dan longsor kerap melanda Aceh dalam beberapa tahun terakhir, catatan Walhi selama tahun 2012 sebanyak 137 kali banjir melanda Aceh, dan longsor mencapai 29 kali.
Zulfikar mengatakan Aceh merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang terluas di Indonesia, terdapat 11 sungai besar yang mengaliri Aceh, namun pada saat ini sumber-sumber air tersebut telah terjadi penurunan yang signifikan di karenakan banyaknya aktifitas-aktifitas di hulu sungai Aceh.