Kepolisian Daerah Aceh Tangani Maraknya Kasus Bajing Lomcat

Kepolisian Daerah (Polda) Aceh menyiapkan barisan penembak jitu atau sniper untuk mengantisipasi maraknya bajing loncat atau perampok di jalur lintas Timur Aceh. Pemetaan yang dilakukan kemarin menghasilkan beberapa titik rawan perampokan di Wilayah Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur dan Aceh Tamiang.

Kapolda Aceh Iskandar Hasan mengatakan, pada setiap titik rawan tersebut pihaknya juga akan menempatkan pos pengamanan. Barisan sniper dari satuan Brimob juga diposisikan di tempat yang dirahasiakan untuk membantu tugas pasukan di pos tersebut.

“Kami akan backu p terus dengan pengerahan personel resmob untuk patroli di jalur-jalur sepi rawan curas, juga patroli dari lantas dan samapta polres setempat. Kita optimis para perampok tersebut akan segera dapat ditangkap. Kita imbau kepada supir untuk berhati-hati di kawasan ini”ungkapnya.

Selain itu Iskandar menambahkan juga akan menambah pengawasan dan pengamanan dengan menempatkan personil di objek vital. Pada titik dan waktu tertentu juga dilaksanakan razia untuk menyempitkan ruang gerak pelaku curas dan anggota bajing loncat. Pihaknya telah menginstruksikan penempatan personil dan pos keamanan di sejumlah tempat keramaian seperti terminal, bandara, pelabuhan, dan pertokoan.

Ketua Organda Aceh Musni Haffas mengatakan, pengusaha angkutan truk barang asal Aceh selama sebulan terakhir telah mengeluhkan maraknya aksi bajing loncat yang mencuri barang bawaan dari truk mereka di jalan lintas timur Aceh. Hal ini membuat para sopir truk merasa tidak nyaman saat membawa barang angkutan dan kasus ini sudah terjadi berulangkali.

“Berdasarkan laporan dari pihak angkutan truk, aksi bajing loncat telah menimpa sejumlah supir truk angkutan dari Aceh Timur, sepanjang Oktober- November ini. Sedikitnya sudah terjadi tiga kali aksi terjadi dengan kerugian mencapai puluhan juta rupiah” katanya.

Akibat aksi bajing loncat tersebut yang telah terjadi selama sebulan terakhir, para pengusaha angkutan telah mengalami kerugian hampir ratusan juta rupiah dengan jumlah mencapai 5 kasus. Organda berharap pihak kepolisian segera bertindak cepat untuk memberi rasa aman dan nyaman bagi awak truk.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads