Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Aceh meminta pemerintah daerah memperhatikan keberadaan pengusaha lokal dalam menciptakan peluang investasi bagi dunia usaha di Aceh. Selain itu pemerintah juga perlu mendukung pengusaha swasta yang ada di Aceh saat ini.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Aceh Firmandez mengatakan, Pemerintah dalam mengembangkan sector industry di Aceh harus menrangkul semua pihak, terutama para pengusaha local yang dinilai akan menciptakan multiefek bagi peningkatan perekonomian masyarakat Aceh kedepan.
“Kita minta ada pemerataanlah diantara BUMN dan pemerintah swasta, terutama agar BUMN jangan mengerjakan proyek-proyek kecil lagi melainkan khusus kepada proyek-proyek besar. Kalangan pengusaha local harus dikembangkan agar tidak makin kecil” katanya.
Firmandez menambahkan para pegusaha di Aceh harus proaktif dalam membuka peluang industry untuk mengembangkan perekonomian masyarakat. Peluang disektor perikanan dan pertanian Aceh saat ini belum tergarap secara maksimal dan masih sangat minim pengusaha yang bergerak dibidang tersebut. Salah satu kendala susahnya masuk investor ke Aceh, karena kompetensi pengusaha lokal masih kurang.
Sementara Kepala Badan Investasi dan Promosi Aceh Anwar Muhammad mengatakan untuk meningkatkan iklim investasi, Pemerintah Aceh membuat berbagai kemudahan bagi investor. Di antaranya perbaikan kelembagaan, percepatan proses pendirian perusahaan dan izin usaha, peningkatan ekspor, serta perbaikan sistem informasi secara on-line.
“Kerjasama ini mampu meningkatkan peluang investasi di masing-masing daerah, dengan fokus utamanya memajukan pihak swasta, mendorong untuk saling berkomunikasi dan melakukan kerjasama ekonomi dalam bidang perdagangan, pertanian, agrobisnis industri, infrastruktur, transportasi, pariwisata, serta pengembangan sumber daya manusia.” ungkapnya.
Menurutnya, sejak adanya kerjasama IMT-GT sekitar tiga tahun lalu, sekitar 85 perusahaan asing telah berkomitmen berinvestasi di Aceh, dengan nilai lebih 50 trilliun rupiah. Realisasinya hanya 10 perusahaan yang telah berinvestasi, termasuk di dua blog Migas di Pantai Timur, ada sekitar 6 triliun rupiah diterima Aceh dari investasi tersebut.