United States Agency International Development (USAID) akan membantu pemerintah Aceh dalam mengembangkan serta mempromosikan pertumbuhan energi terbarukan di provinsi Aceh. Bantuan tersebut dikemas dalam program Indonesia Clean Energy Development (ICED) yang diperkirakan akan memberikan manfaat bagi 1,2 juta orang terutama di daerah pedesaan, sehingga sumber daya alam Aceh bisa dimanfaatkan sendiri oleh masyarakat Aceh.
Direktur misi USAID Indonesia Andrew sisson mengatakan USAID ingin memfasilitasi agar terciptanya tambahan 12o Mega watt listrik Aceh melalui energi terbarukan, menurutnya melalui ICED tersebut akan dilakukan beberapa fasilitasi dan pelatihan pengembangan kebijakan dan pengembangan kafasitas untuk mengembangkan program tersebut, program ICED juga akan melibatkan pihak swasta, investor dan pemerintah.
“targetnya kita ingin bantu terciptanya tambahan 12o Mw melalui energi terbarukan, dan kita ingin mempromosikan kemitraan dengan para banker dan para invetor”
Andrew berharap proyek tersebut bisa menjadi percontohan, selain itu pihaknya bersedia bekerjasama dengan investor yang berani mengambil langkah maju dan resiko, sehingga keberhasilan proyek tersbut bisa dicontoh di daerah lain. Menurut andrew selain Aceh, program ICED juga dilaksanakan di sumatera utara dan Riau.
Lebih lanjut andrew menjelaskan, capaian yang diharapkan dari program ICED tersebut antara lain, pengurangan 4 juta ton emisi CO2e dari sektor energy, transportasi, terciptanya 120 Mw pembangkit listrik serta penyediaan akses energi bersih bagi 1,2 juta orang di daerah pedesaan.