Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menilai proses demokrasi belum berjalan di Partai Aceh, hal itu karena suara minoritas bisa menguasai suara manyoritas.
Hal itu dikatakan saat menerima kunjungan Direktur Federick Ebert Stiftung (FES), Daniel Reichart baru saja menggantikan Direktur FES yang sebelumnya dijabat Erwin Schwesshelm.
Irwandi mengatakan selama di Aceh FES telah melatih partai-partai di Aceh baik lokal maupun nasional, namun menurutnya mereka masih menyayangkan masih ada partai partai yang dalam pengambilan keputusannya belum demokratis.
“Mereka terkejut juga kalau demokrasi belum menyentuh Partai Aceh, PA kan partai baru kita sudah latih mereka agar demokratis, tapi akhir ini kita terkejut pada keputusan mereka yang tidak demokratis, buktinya suara minoritas menang diatas suara manyoritas,” katanya.
Irwandi menambahkan pergantian direktur FES tidak ada hubungannya dengan Pemilukada Aceh, menurutnya direktur FES yang sebelumnya bertugas di Aceh akan dipindahtugaskan ke Vietnam untuk mengajarkan demokrasi di negara tersebut.
Sementara itu mantan Direktur FES Erwin mengatakan selama di Aceh FES telah melatih lebih dari 800 orang mantan kombatan yang sebagian besarnya kini telah menjadi anggota dewan baik ditingkat kabupaten maupun provinsi.
“Karena kami adalah organisasi asing yang tidak mau campur tangan dalam masalaah politik di Aceh, kami dulu mendidik mereka dan sebagian besar telah menajdi kader di PRK dan DPRA,” katanya
Ia menilai Partai Aceh sabagai partai baru dan mempunyai kader muda sangat berpotensial untuk memimpin Aceh ke depan, namun di akuinya FES tidak akan mencampuri terlalu jauh urusan internal partai di Aceh, menurutnya tugas dari FES hanyalah pembelajaran demokrasi.