Buku Adat Dalam Dinamika Aceh Diluncurkan

Buku terbitan International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) Berjudul ‘Adat dalam dinamika politik Aceh’ dibedah di Episentrum Ulee Kareng, Jumat (4/02) Banda Aceh. Para penanggap bedah buku yang berasal dari Aktivis, Jurnalis, Akademisi dan pemerhati Budaya ini, adalah hasil penelitian tiga orang Peneliti muda Potensial Aceh, Nur Laila dosen fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry dan Aktivis jaringan Kebudayaan masyarakat Adat (JKMA) Aceh Besar, Zulkarnaini dosen Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (Fisip) Universitas Teuku Umar Meulaboh dan Sehat Ihsan Shadiqin dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Ar-Raniry Banda Aceh mengambil objek dan lokasi penelitian yang beragam.

Nur Laila mengupas tentang Revitalisasi Peradilan Adat di Aceh Besar, menuliskan kalau masalah nyan ka dipeuek u Jantho maka kasus tersebut telah dianggap besar dan harus diselesaikan melalui peradilan formal yang terletak di Kota Jantho.

“Pemulia Jamee Adat Geutanyoe, tapi kalau tamunya tidak mau menghargai adat Aceh yang bernuansa Islam! bagaimana kita menyikapinya” ujarnya.

Sementara Zulkarnaini, menyatakan persaingan antar bangsawan yang ada di Nagan Raya, antara keturunan Abu Peleukueng dengan keturunan Raja Beutong, serta beberapa klaim dari kalangan lain, dalam Revitalisali Lembaga Adat di Nagan Raya.

Wacana dan Peran “Orang Adat” dalam Revitalisasi Adat Gayo, merupakan judul penelitian Sehat Ihsan Shadiqin memaparkan tentang,pergerakan adat di Bener Meriah didominasi dalam wacana para aktor yang dikenal dengan “Orang Adat.” mereka adalah orang-orang yang dianggap memahami dan mengerti masalah adat Gayo. jumlahnya tidak banyak hanya dalam hitungan jari saja.

“Semua suku di Aceh memiliki cirri khas masing-masing, begitu juga dengan suku gayo mereka banyak memiliki perbedaan dengan daeraha lainnya di Aceh” jelasnya. (im)

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads