Kepala Yayasan Fajar Hidayah, Mirdas Eka Yora menyatakan pasca perusakan disertai penjarahan terhadap Pesantren Fajar Hidayah Blang Bintang, kini kondisi sudah mulai normal kembali, proses belajar mengajar sudah terlaksana seperti biasanya, bahkan saat ini siswa sedang mempersiapkan diri menghadapi ujian kahir nasional.
Mirdas mengatakan kaca – kaca yang dipecahkan oleh massa di akui telah diperbaiki secara bertahap sesuai dengan dana yang tersedia, ia mengakui pengerusakan yang terjadi pada akhir November 2011 lalu hanyalah kesalahan pahaman dari masyarakat terhadap sistem pengajaran yang diterapkan di pesantren tersebut.
“Ini kan salah faham saja, tapi kan udah di investigasi oleh semua pihak, dan yang mengajarkan ditempat kita kan orang – orang yang faham Al-Qur’an, jadi kan gak mungkin Qur’an di injak,” katanya.
Mirdas menambahkan untuk Program Fahmul Qur’an Pemerintah Aceh sepenuhnya diserahkan kepada pemerintah untuk dilanjutkan atau tidak. Kegiatan pelatihan Fahmul Quran merupakan kerja sama Dinas Pendidikan Aceh dengan Fajar Hidayah. Sumber dana pelatihan berasal dari APBA 2010 sebesar Rp 15 miliar. Pelatihan Fahmul Quran untuk tahun 2010 ditargetkan sebanyak 1.900 peserta.
Seperti diketahui Pemerintah Aceh menggunakan Yayasan Fajar Hidayah untuk kegiatan pelatihan Fahmul Qur’an bagi ribuan guru dari seluruh Aceh, namun metode yang digunakan oleh mentor yayasan membuat sebagian guru salah faham, potongan bahasa arab yang digunakan dalam pelatihan dikira Al-Quran, dan hal tersebut langsung memicu kemarahan warga, dan tepatnya tanggal 26 November malam ratusan warga menyerang yayasan tersebut, kaca – kaca dipecahkan, dan pihak yayasan saat itu mengakui bahwa sejumlah barang dijarah oleh massa. (im)