Tahun 2011 Provinsi Aceh menargetkan ketahanan pangan dan peningkatan produksi beras di atas 6 persen sekaligus menjadi satu daerah surplus beras di Indonesia. Program yang dirancang oleh Dinas harus tepat sasaran dan tidak asal-asalan sehingga mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI. Hal itu disampaikan Sekda Aceh T. Setia Budi dalam rapat penyusunan laporan keuangan Kementrian Pertanian 2010 yang berlangsung, Senin (10/01) di Banda Aceh.
“Ketahanan pangan sangat menentukan ketahanan masyarakat. Tidak ada artinya kekuatan sebuah negara apabila ketahanan pangannya rapuh,” Ujarnya.
Menurut Setia Budi, Pemerintah Aceh akan terus mengupayakan peningkatan produksi beras dan bahan pangan lainnya, mengingat areal lahan yang tersedia masih sangat luas. Saat ini luas lahan produktif yang dimanfaatkan baru 380.000 hektare lebih.
“Kita harapkan setiap Dinas/Instansi bukan hanya mempercantik laporan keuangan semata sesuai standar akuntansi, namun juga upaya untuk meningkatkan produksi pertanian yang lebih baik kedepan,” ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian Aceh Ir Asrin MP yang hadir dalam rapat tersebut mengatakan produksi gabah kering giling (GKG) Aceh dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sangat signifikan, yaitu 1.402.288 kilogram (kg) pada 2008 menjadi 1.556.858 kg pada 2009 setara 863.398 kg beras atau mengalami kenaikan 15,28 persen. Atau tahun ini Aceh surplus beras 251.798 ton.
“Pemerintah Aceh saat ini sedang mengupayakan pembangunan irigasi secara besar-besaran, sehingga dua tahun ke depan Aceh benar-benar menjadi daerah swasembada. Kita juga akan mengintesifkan penyuluhan dan penggunaan varietas unggul,” ujarnya.
Asrin menjelaskan kendala peningkatan produksi padi di Aceh karena belum tersedianya irigasi yang memadai. Saat ini dari luas lahan produktif, baru 65.000 hektare yang dialiri irigasi dengan dua kali masa tanam. Selebihnya masih sawah tadah hujan dengan satu kali masa tanam.
“Kita telah mampu memproduksi padi 4,6 ton/hektarnya, meski secara nasional padi yang dihasilkan mencapai 5 ton/hektar, kita berharap di 2011 produksi padi petani Aceh bisa mencapai 6 ton/hektarnya,” ungkapnya.
Asrin menambahkan kawasan penghasil padi terbesar di Aceh adalah Aceh Utara dengan produksi 232.000 ton lebih, diikuti Pidie 172.000 ton lebih, Aceh Timur 171.000 ton lebih, Aceh Besar 162.000 ton lebih, Bireuen 161.000 ton lebih, Nagan Raya 108.000 ton lebih, Aceh Tamiang 100.000 ton lebih, Aceh Tenggara 86.000 ton lebih, dan Aceh Selatan 59.000 ton lebih. (im)