Sebanyak 20 orang guru di Aceh dilatih pola mengajar terbaru di SMA Laboratorium Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, hal itu dilakukan agar mereka mampu menumbuhkan kreativitas dan inovasi bagi anak didiknya.
Hal itu dikatakan Ketua Yayasan Lab School Unsyiah, Samsul Rizal saat membuka pameran pendidikan yang diadakan disekolah tersebut, ia mengatakan melalui kegiatan tersebut para guru diharapkan memiliki arah yang jelas dalam mendidik siswa sehingga tidak hanya terpaku kepada nilai semata seperti selama ini tetapi harus mampu membangun kreasi siswa.
“Guru – guru kita memang pintar – pintar tapi bagaimana cara mereka memberikan materi yang tepat kepada anak didik, sehingga anak yang belum berkembang bisa berkembang, karena kemampuan orang tidak akan sama,” katanya.
Samsul berharap para guru yang sudah mengikuti pelatihan yang mereka gelar itu dapat berbagi ilmunya kepada tenaga pendidik lain, agar pola pengajaran yang menekan pada kreasi siswa terlaksana dengan baik.Iia mengakui, pihaknya juga akan mencetak modul – modul yang diajarkan kepada guru itu agar bisa dipelajari oleh tenaga pendidik lain yang belum sempat mengikuti pelatihan.
Sementara itu Kepala Pengembangan Sampoerna School of Education, Wendy Armunando, mengatakan pola pengajaran dihampir semua sekolah – sekolah di Indonesia saat ini hanya terpaku pada nilai semata, sehingga membuat kreativitas siswa terbelenggu untuk itu pihaknya bersama Unsyiah ingin mencoba pola baru.
“Lebih kepada ketrampilan bukan kepada kepengetahuan, karena pengetahuan mereka sudah, tapi ketrampilan yang perlu, dengan harapan ereka juga bisa mengajrakan guru yang lain,” katanya.
Kegiatan pelatihan itudigelar atas kerjasama Yayasan Lab School Unsyiah, Asian Pacifik American Society of New Orleans (APAS) dan Putra Sampoerna School of Education telah berlangsung sejak Oktober 2009 secara berkala hingga sekarang. (im)