Pengetahuan Resiko Bencana Masih Minim

Pengetahuan masyarakat Indonesia terhadap resiko bencana masih sangat kurang, hal itu terbukti ketika terjadi bencana di beberapa tempat masih banyak jatuh korban, demikian dikatakan Rektor Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Darni M Daud pada Annual Internasional Workshop And Expo On Sumatera Tsunami di Saster And Recovery (AIWEST-DR 2010) di Banda Aceh.

Darni mengatakan masih banyak masyarakat yang lebih percaya kepada hal – hal yang mistik dibandingkan pada teknologi yang digunakan oleh pemerintah. “Seperti di Yogyakarta, ada Mbah Marijan dengan nuansa mistik dan masyarakat lebih percaya, dan ini harus diyakini di Aceh juga masih seprti itu,” katanya.

Sementara itu Louise Compfort, dari Universitas Of Piterburgh USA mengatakan pelajaran resiko bencana jika tidak selalu di asah maka akan hilang. “Itu menjadi tanggung jawab universitas dengan melibatkan seluruh intitusi pendidikan termasuk sekolah – sekolah untuk menyampaikan resiko kebencanaan sehingga masyarakat bisa mencegah sedini mungkin dengan mengetahui bahwa mereka hidup berdampingan dengan resiko bencana,” jelasnya.

Dilain pihak kepala perwakilan Uni Eropa di Aceh, John Penny mengatakan dengan acara – acara seperti itu diharapkan masyarakat mendapatkan pelajaran resiko bencana yang memadai tidak hanya dari Banda Aceh tapi juga dari negara – negara lain diseluruh dunia.

“ini untuk menjaga kesadaran masyarakat tentang pelajarann dari tsunami kemarin, tidak hanya dari Banda Aceh tapi juga dari negara lain, sehingga pengetahuan kita akan berkembang seiring dengan berkembangnya pengalaman – pengalaman tersebut,” katanya.

John Penny juga mendesak pemerintah Aceh segera membuka museum tsunami, karena menurutnya museum tsunami adalah sarana yang paling baik untuk masyarakat bisa mendapatkan akses terhadap informasi dan pengetahuan tentang tsunami.

Adapun tujuan diselenggarakannya workshop tersebut adalah untuk mermuskan strategi manajemen kebencanaan yang lebih komprehensif dan melanjutkan proses pembelajaran dan sharing pengetahuan kebencanaan dan mewujudkan komunitas – komunitas masyarakat yang sadar bencana. (im)

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads