Tim Penjinak Bom Gegana dari Polda Aceh, Sabtu (2/10) pagi berhasil mengamankan sebuah bom jenis rakitan di Desa Cot Bayu Kecamatan Kuta Cot Gliee, Aceh Besar. Sebelumnya bom tersebut ditemukan oleh seorang warga setempat ketika hendak membersihkan kebun.
Kapolres Aceh Besar AKBP Herman Sikumbang melalui Kapolsek Kuta Cot Glie Ipda Burhanuddin Desky mengatakan salah seorang warga Desa Cot Bayu Kecamatan Kuta Cot Gliee bernama Murdani telah menemukan bom tersebut kemarin (jumat-red) sore sekitar pukul 18.30 wib di kebun kosong miliknya.
“Mulanya ia tidak curiga aka nada bom di kebunnya, karena sebelumnya ia juga pernah membersihkan kebun tersebut namun tidak menemukan hal – hal aneh di dalam kebunnya, namun pada sore itu secara tidak sengaja ia melihat sebuah benda berbentuk tabung besi dan terdapat sumbunya berupa kabel tua” kisahnya.
Kemudian, lanjut Burhanuddin penemu bom itu langsung melaporkan keberadaan bom tersebut ke Polsek Kuta Cot Glie, setelah mendapat laporan dari warganya itu, pihak Polsek langsung menginformasikan temuan itu kepada Tim Jibom Polda Aceh untuk mengindentifikasi bom tersebut.
Burhanuddin menambahakn bom rakitan yang memiliki berat sekitar 40 kg, panjang sekitar 30 cm, dan berdiameter 15 cm tersebut baru dapat dipindahkan keesokan harinya, Sabtu (2/10). Akibat kurangnya penerangan dikawasan perbukitan setempat.
Kepala Unit (kanit) Jibom Polda Aceh Bripka M. Rizaldi mengatakan sabtu pagi sekitar pukul 09.00 wib pihaknya berhasil memindahkan bom tersebut ketempat yang aman untuk diledakkan, namun masih dikawasan itu juga.
“Bom tersebut rencananya akan kita ledakkan ditempat temuan, namun dua kali usaha kita untuk meledakkan gagal dikarenakan detonatornya tidak berfungsi lagi,” ungkapnya.
Selanjutnya, kata Rizaldi bom itu dibawa pihaknya ke Polda Aceh untuk diledakkan. Ia memperkirakan jika dilihat dari bentuk dan keadaan tabung tersebut merupakan peninggalan sisa konflik.
“Pada tahun 2010 ini Tim Jibom Polda Aceh sedikitnya telah berhasil mengamankan 10 bom jenis rakitan, masing-masing tujuh unit di Kabupaten Aceh Besar dan tiga unit di Kota Banda Aceh” demikian Rizaldi. (im)