Permintaan darah dalam beberapa pekan terakhir dilaporkan terus mengalami peningkatan, namun stok darah di Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Cabang Banda Aceh kosong dalam sepekan terakhir. Akibatnya, banyak keluarga pasien yang sedang berobat di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, terpaksa mencari pendonor dari kalangan keluarganya.
Kepala PMI Banda Aceh, Qamaruzzaman Haqny mengatakan, kondisi tersebut sudah sering terjadi, namun puncaknya dalam masa lebaran. Menurut dia, hal itu disebabkan tidak seimbangnya kebutuhan darah dengan stok darah yang tersedia. Selain itu, jumlah stok darah minim juga karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan donor.
“Sejak puasa stok kosong, karena tidak ada pendonor. Ketika pasien butuh darah, mereka terpaksa mengambilnya dari pihak keluarga yang menjadi pendonor,” ujarnnya.
Qamaruzzaman menambahkan stok darah di PMI Banda Aceh selama ini tidak mampu memenuhi permintaan darah dari 13 rumah sakit di Aceh. Ia menyebutkan setiap hari PMI mengeluarkan 50 hingga 60 kantong darah. Tapi kalau kasus DBD meningkat, permintaan darah pun meningkat tajam.
“Masalahnya pendonor darah sukarela masih minim. Selama ini kita banyak mendapat bantuan darah dari TNI, Polri, dan relawan PMI. Jika kesadaran donor darah itu tumbuh dari seluruh elemen masyarakat, apalagi jumlah masyarakat kita cukup bayak, saya yakin masalah ini bisa teratasi,” ujarnya.
Kehabisan stok darah, tambahnya, bukan hanya terjadi di Aceh tapi juga di UTD PMI Pusat di Jakarta. Karena itu, PMI terus mengkampanyekan kesadaran donor darah. PMI Banda Aceh sendiri juga terus mencari tambahan darah ke Sabang, Aceh Besar, bahkan ke Aceh Jaya. (im)