Kelangkaan Pupuk Urea bersubsidi yang dikeluhkan petani di beberapa daerah di Provinsi Aceh sudah mulai teratasi, hal itu disampaikan Direktur Utama PT Pupuk Iskandar Muda, Mashudianto, kepada Antero di Banda Aceh.
“Semua kabupaten/kota telah menyalurkan pupuk bersubsidi hingga ke tingkat pengecer, yang terakhir Abdya dan Alhamdulillah semuanya tidak masalah lagi,” katanya saat berkunjung ke lokasi pasar murah di depan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, rabu siang.
Mashudianto menambahkan, pihaknya telah memiliki lebih dari 2 agen penyalur pada tiap kabupaten/kota untuk menyalurkannya hingga ketingkat pengecer. Kelangkaan yang belakangan ini dikabarkan terjadi di beberapa daerah sebenarnya disebabkan karena pupuk yang belum ditebus, bukan dibawa ke daerah lain.
Ia menyebutkan, stok pupuk di gudang PT PIM saat ini mencapai 50.000 Ton, termasuk yang telah dikantongi maupun yang curah. Karena itu kelangkaan pupuk yang selama ini dikeluhkan petani akan segera teratasi. Guna meminimalisir pupuk bersubsidi yang disalurkan kepada petani tepat sasaran dan tepat guna tanpa ada penyimpangan, maka harus dilakukan pengawasan yang ketat.
“Dengan penetapan harga subsidi pupuk tersebut bisa meringankan petani. Jika harga komersil satu kilo Rp 3.600, pupuk subsidi cuma Rp 1.600 per kilo. Jadi sekitar 1.800 sampai Rp 2.000 uang negara disubsidikan untuk petani” Ungkapnya.
Ia menyebutkan, pupuk bersubsidi ini dimaksudkan untuk petani tanaman pangan seperti padi, jagung, kedelai, dan sawit masyarakat maksimal dua hektar. (im)