Ironis, Masih Ada Masjid Simpan Kas di Lembaga Keuangan Non-Syariah

Bank Indonesia Perwakilan Aceh kembali menggelar kegiatan Edukasi Ekonomi dan Keuangan Syariah di Masjid Agung Al Makmur Banda Aceh, Sabtu (18/05).

Kegiatan digelar dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa implementasi nilai syariah dalam perekonomian merupakan prasyarat mewujudkan kesejahteraan dan keberkahan.

Kegiatan edukasi ekonomi dan keuangan syariah yang pada kali yang kedua ini mengangkat tema Peningkatan Peran Masjid dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.

Berdasarkan data yang Bank Indonesia Provinsi Aceh miliki dari berbagai sumber, menyebutkan bahwa Aceh memiliki 4.065 masjid, 6.855 mushala, 335 Madrasah Aliyah, 408 Madrasah Tsanawiyah, 594 Madrasah Ibtidaiyah, dan sekitar 1.573 dayah (yang tercatat) dengan 247.563 santri. Belum lagi adanya 4.049 balai pengajian yang tersebar di berbagai kota/kabupaten.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh Z. Arifin Lubis menyebutkan bahwasanya masjid memiliki potensi sebagai penggerak ekonomi masyarakat, baik sebagai tempat edukasi, hingga praktek pemberdayaan ekonomi. Masjid juga memiliki jangkauan hingga pelosok daerah, hingga basis komunitas keumatan yang mengakar. Hal ini diperkuat dengan keberadaan madrasah dan dayah sebagai bagian dari lembaga pendidikan Islam.

“Masjid seringkali memiliki posisi yang strategis, dekat dengan pusat perekonomian, atau dekat dengan pasar. Namun sementara ini peran masjid dalam memberdayakan perekonomian umat masih belum banyak dirasakan,” tambahnya.

Pihaknya menilai Masjid perlu lebih berperan aktif dalam mendidik masyarakat untuk melakukan aktivitas dan transaksi perekonomian sesuai dengan nilai, prinsip, dan kaidah yang telah diatur dalam syariah Islam.

“Ironisnya, masih sering dijumpai saldo keuangan masjid disimpan di lembaga keuangan non syariah. Selain itu, mind set penggunaan saldo keuangan masjid juga masih dikelola secara konservatif sehingga belum secara optimal mampu membawa manfaat untuk jamaah masjid,”tambahnya.

Diakatakan Arifin, sejak 2018, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh telah memiliki masterplan Program Akselerasi Ekonomi dan Keuangan Syariah (PAEKS) yang menjadi guidance untuk menyusun prioritas program kerja yang perlu dilakukan. Masterplan ini tidak hanya terkait dengan program-program Bank Indonesia, tetapi juga merekomendasikan program yang perlu dilakukan oleh instansi dan stakeholder ekonomi syariah di Aceh.

Pada kesempatan itu juga dilaksanakan penyerahan fasilitas pojok baca kepada Masjid Agung Al Makmur Lampriet (Masjid Oman). Hal ini merupakan hasil kerja sama yang dilakukan dengan Pemerintah Kota Banda Aceh, melalui Dinas Perpustakaan & Kerasipan Kota Banda Aceh, yang sekaligus sejalan dengan program nasional Bank Indonesia: “Indonesia Cerdas”, dalam rangka menciptakan generasi gemar membaca dan komunitas berliterasi dimulai dari anak-anak usia dini hingga mahasiswa di perguruan tinggi.

Bank Indonesia Provinsi Aceh berharap, sarana pojok baca beserta koleksi buku yang Bank Indonesia Provinsi Aceh berikan kepada Masjid Agung Al Makmur Lampriet dapat mempermudah masyarakat dalam mengakses sumber informasi yang berkualitas dan menumbuhkembangkan budaya gemar membaca dalam rangka mendukung terwujudnya Kota Banda Aceh sebagai kota literasi.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads