Angka Kekerasan Tinggi, Pelatihan Pola Asuh Anak Perlu Ditingkatkan

Tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Banda Aceh menimbulkan keresahan dari banyak pihak.

Hingga November 2018 ini sebanyak 120 kasus telah dilaporkan ke unit layanan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Disamping itu kondisi yang lebih memprihatinkan juga terlihat dari masih banyaknya anak-anak yang terjebak prilaku menyimpang seperti pornografi, penyalahgunaan narkoba, kasus hukum serta menjadi korban kekerasan. Hal itu tidak terlepas dari pengaruh rendahnya kualitas pengasuhan orang tua.

Menyikapi kondisi tersebut, Anggota DPR Kota Banda Aceh Arida Sahputra menyebutkan pentingnya pelatihan pola asuh anak, khususnya kepada pengantin baru atau pasangan muda yang akan mengarungi bahtera rumah tangga, sehingga anak-anak mereka bisa menjadi generasi yang bisa dihandalkan.

“Jadi bagaimana kita membentuk anak itu diawali dari rumah tangga. maka kita hari ini merasa prihatin ketika melihat adanya persoalan-persoalan rumah tangga yang berdampak buruk bagi pola asuh anak, anak putus sekolah dan pergaulan bebas, ini yang harus kita cegah bersama,” ujar Anggota Komisi B DPRK Banda Aceh Arida Sahputra disela-sela kegiatan pelatihan pola asuh anak, di Aula Pemko Banda Aceh, Selasa (21/11/2018).

Pada kesempatan itu Arida mengingatkan agar pesatnya pembangunan fisik di kota Banda Aceh juga harus diiringi dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) nya. Jika tidak maka infrastruktur yang dibangun tidak akan termanfaatkan dengan semestinya.

“Makanya hampir sebagian besar program yang saya perjuangkan untuk saat ini adalah bagaimana perberdayaan dan peningkatan sumber daya manusianya, mulai dari pelatihan tahsin kepada ibu-ibu, pelatihan guru TPA, dan pelatihan pola asuh anak,” ujar sekretaris Fraksi PKS itu.

Sementara itu Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Banda Aceh Dewi Lailawati meminta agar para orang tua untuk menyikapi pengaruh teknologi agar tidak membawa pengaruh buruk bagi anak. Orang tua kata dia, harus meluangkan waktu untuk membina dan memberikan pola asuh yang benar kepada anak.

“Orang tua sangat berpengaruh dalam memberikan pola asuh dan pendidikan yang tepat bagi anak. Maka kami mengharapkan agar orang tua aktif mengawasi pertumbuhan dan pergaulan anak agar tidak terpengaruh pergaulan buruk,” ujarnya.

Selain itu Ia juga berharap agar orang tua menjadi teladan bagi anak-anak dan menularkan nilai-nilai positif bagi anak, karena kata dia keluarga yang baik akan memberi pengaruh baik bagi anak, begitupun lingkungan yang baik juga akan memberikan pengaruh bagi anak.

“Pemko menyampaikan apresiasi kegiatan seperti ini, kami berharap melalui kegiatan ini orang tua mampu mendidik anak secara Islami dan pola asuh yang benar, semoga para orang tua mampu menyerap ilmu ini dan mentrasfernya dalam kehidupan bermasyarakat,” lanjutnya.

Sementara itu Kabid Perlindungan Perempuan dan Anak yang juga panitia kegiatan, Risda Zuraida mengatakan peserta yang mengikuti pelatihan tersebut berjumlah 160 orang yang merupakan perwakilan orang tua dan masyarakat.

Melalui kegiatan itu pihaknya berharap agar meningkatnya pengetahuan dan pemahaman tentang pola asuh anak, sehingga mampu menghantar anak-anak di kota Banda Aceh menjadi generasi yang gemilang yang memegang teguh nilai-nilai syariat.

“Kami ingin menyampaikan bahwa saat ini kota Banda Aceh sedang berbenah menuju kota layak anak, dan sudah selayaknya semua anak mendapatkan haknya untuk hidup, tumbuh, berkembang, mendapatkan perlindungan, anak juga berhak memperoleh pengasuhan dan pendidikanyang benar,” pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads