2 Ribu Penabuh Mancanegara Ikut Aceh International Rapai Festival

2000 penabuh rapai dari dalam & luar negeri akan meriahkan Aceh International Rapai Festival 2018 di Stadion Tunas Bangsa, Lhokseumawe, Aceh Minggu.

Festival rapai yang merupakan alat musik perkusi tradisional Aceh bertaraf internasional ini berlangsung hingga 7 November mendatang. Tempatnya di Stadion Tunas Bangsa, Lapangan Sudirman dan Waduk Jeulikat, Lhokseumawe. Berbagai grup perkusi dalam negeri dan grup perkusi dari Negara Libya, Malaysia, Thailand, India ikut dalam event akbar tersebut. Mereka akan menampilkan kepiawaiannya dalam menabuh perkusi.

Selain itu, rangkaian acara lainnya pun disuguhkan seperti, musik kolaborasi, pementasan sosiodrama rapai tempo dulu, Field Trip, seminar dan pawai budaya. Tak kalah penting, grup band musik sufi muslim “Debu” dari Jakarta juga nantinya ikut meramaikan festival bertaraf internasional tersebut.

“ACIRAF akan dibuka Minggu malam besok. Nantinya akan diawali dengan hadirnya 2 ribu penabuh rapai/perkusi sejumlah grup dari tanah air dan luar negeri yang sudah mengonfirmasikan dirinya melalui kedutaan masing-masing,” kata Ketua panitia ACIRAF, Nazaruddin kepada detikcom, Sabtu (3/10/2018).

Dia menuturkan kegiatan yang mengusung konsep perkusi bernuansa religi ini merupakan salah satu dari 100 event Wonderful Indonesia 2018. Ajang ini nantinya akan dibuka langsung oleh Plt Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah bersama perwakilan Kementerian Pariwisata RI.

“Awalnya agenda internasional ini akan dibuka oleh Menteri Pariwisata. Namun, belakangan Menpar menyatakan akan mengirim perwakilannya. Jadi, nanti akan dibuka oleh perwakilan Menpar dan Plt Gubernur Aceh,” sebut Nazaruddin yang juga sebagai Ketua Dewan Kesenian Kota Lhokseumawe.

Dia menambahkan, nantinya dalam seminar seni budaya, pihaknya akan menghadirkan tokoh dan penggagas seni di seluruh Indonesia. Para peserta juga akan diajak mengunjungi situs sejarah yang ada di Lhokseumawe dan Aceh Utara. Termasuk, melihat langsung tempat pembuatan rapai.

“Ini adalah even bertaraf internasional pertama kali di Lhokseumawe, mudah-mudahan tujuan kita untuk melestarikan budaya tradisi khususnya rapai ini semakin mendapat perhatian dari semua pihak, terutama masyarakat,” pungkas Nazaruddin. detik

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads