Peminat UIN Ar-Raniry Meningkat Drastis

Jumlah peminat kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh meningkat tajam setelah terjadinya perubahan status kampus tersebut dari IAIN menjadi UIN sejak tahun 2013 lalu.

Hal demikian disampaikan Rektor UIN Ar-Raniry Prof. Dr. H. Farid Wajdi Ibrahim, MA, disela-sela meninjau proses pelaksanaan ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (UM-PTKIN) tahun 2018 di UIN Ar-Raniry, Selasa (22/5/2018) di Kampus UIN Ar-Raniry Darussalam.

Farid mengatakan jumlah calon mahasiswa yang mendaftar di kampus tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dari sebelumnya pada masa IAIN berkisar pada 11 ribu orang, saat ini telah mencapai 24 ribu orang peminat setiap tahunnya.

“Alhamdulillah sudah banyak perubahan selama ini. Kita bisa melihat dari jumlah mahasiswa yang kita terima saat ini. Dan peminat juga meningkat,” ujarnya.

Sementara itu terkait dengan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (UM-PTKIN) tahun 2018, dikatakan Farid jumlah pendaftar mencapai 12 ribu orang, dan mengikuti tes pada 57 Perguruan Tinggi Negeri dibawah Kementrian Agama.

“Mencar tes nya, karena hari ini serentak diseluruh Indonesia. Mereka bisa ikut tes dimana saja dan memilih UIN Ar-Raniry, dan yang tes disini saja sekitar 4. 080 orang untuk calon mahasiswa pada 28 Prodi,” ujarnya.

Farid menambahkan, saat ini secara fisik kondisi kampus UIN Ar-Raniry juga sudah cukup baik pasca tsunami tahun 2004 silam. Disamping itu saat ini jumlah Fakultas dan prodi sudah bertambah dua kali lipat dari sebelumnya.

Selain itu kata Farid, saat ini kampus UIN Ar-Raniry memiliki Ma’had yang dianggarkan 6 Milyar pertahun untuk membina mahasiswa, terutama bahasa arab dan bahasa inggris serta pembinaan karakter, menghafal alquran serta pembinaan agama.

“Per hari ini mahasiswa kita yang ingin keluar kampus ini wajib melampirkan sertifikat komputer, kemudian juga bahasa arab dan bahasa inggris serta ijazah karakter dari Ma’had, serta tahfidz quran,” ujarnya.

Farid mengatakan dari awal berubahnya status dari IAIN menjadi UIN-Raniry sudah direncanakan untuk melakukan pengintegrasian ilmu umum dengan ilmu agama, sehingga tidak ada beda lagi produk dari kampus UIN Ar-Raniry.

“Kamudian yang penting juga adalah karakter, karena persoalan hari ini adalah karakter, walaupun bangsa yang tidak ada agama sekalipun mereka menghadapi tantangan karakter, dan kita tidak main-main dengan karakter, dan produk kita hari ini sudah boeh di lihat di masyarakat,” pungkasnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads