Irwandi : Rakyat Aceh Semakin Tenang Pasca Konversi Bank Aceh menjadi Syariah

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menyebutkan, kehidupan masyarakat Aceh sudah semakin tenang pasca adanya perubahan atau konversi Bank Aceh menjadi Bank Aceh Syariah.

Hal itu dikatakan Irwandi Yusuf saat menerima kunjungan kerja Komite IV DPD RI yang dipimpin oleh Anggota DPD RI asal Aceh Ghazali Abbas Adan, terkait perbankan syariah di Kantor Gubernur Aceh, Selasa (20/03/2018).

Turut hadir pada pertemuan itu Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh, Kepala Biro Ekonomi, Perwakilan Bank Indonesia, Perwakilan OJK, serta Perwakilan Perbankan di Aceh.

Irwandi menegaskan, tidak ada masyarakat Aceh baik ulama maupun bukan, yang menolak konversi bank Aceh menjadi bank Aceh syariah, bahkan Irwandi mengklaim masyarakat Aceh semakin tenang karena sudah terhindar dari praktek riba.

“Di Aceh ini tidak da yang menolak bank syariah, bahkan mereka secara terbuka mengatakan mendukung hadirnya bank syariah,” ujar Irwandi.

Irwandi mengakui ada segelintir orang yang mencibir bahwa syariah maupun bukan syariah sama saja. Namun Irwandi membandingkan perbedaannya seperti halnya perkawinan dengan zina.

Sementara itu Direktur BPRS Hikmah Wakilah Sugito, mengharapkan kepada DPD RI untuk memperjuangkan dan menyelamatkan Bank Muamalat yang terancam bangkrut, pasalnya Bank Muamalat merupakan pelopor perbankan syariah di Indonesia.

Ditempat yang sama Direktur Bank Aceh Haizir Sulaiman mengharapkan dengan sudah konversinya bank Aceh menjadi bank Aceh syariah, maka kedepan akan lebih baik dan bermanfaat bagi masyarakat.

Pada kesempatan itu Ketua rombongan komite IV DPD RI Ghazali Abbas Adan menyebutkan pihaknya melakukan kunjungan ke tiga provinsi terkait perbankan syariah, masing-masing Aceh, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Dari pertemuan dengan berbagai pihak di Aceh diambil kesimpulan perlunya menyelamatkan Bank Muamalat serta perlunya edukasi masyarakat secara terus menerus tentang ekonomi syariah. Kunjungan ke Aceh dan dua daerah lainnya diakui Ghazali juga sebagai bentuk keprihatinan atas apa yang menimpa bank muamalat.

“Kenapa Aceh dipilih?, karena disini sudah banyak bank syariah dibandingkan daerah lain. Dan bank pembangunan daerah di Aceh juga sudah konversi menjadi bank syariah, begitu juga dengan Jawa Barat. sementara NTT kita mau melihat bagaimana Bank Syariah di daerah manyoritas non muslim,” ujarnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads