Pemerintah telah menetapkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dalam Lampiran Perpres Nomor 58 Tahun 2017 yang diterbitkan 23 Juni 2017 itu juga disebutkan empat ?proyek pembangunan ruas jalan tol Trans Sumatera dari Banda Aceh hingga perbatasan Sumatera Utara (Sumut) yang bernilai puluhan triliun rupiah.
Keempat ruas jalan tol Trans Sumatera di Aceh adalah ruas jalan tol Banda Aceh – Sigli sepanjang 75 km (Rp12,94 triliun), Lhokseumawe – Sigli (Pidie) sepanjang 135 km (Rp21,78 triliun), Langsa – Lhokseumawe sepanjang 135 km (Rp 21,76 triliun) dan Langsa – Binjai sepanjang 110 km (Rp18,82 triliun).
Saat ini, untuk pelaksanaan pekerjaan proyek pembangunan ruas jalan tersebut telah dan akan menyelesaikan pembebasan lahan di beberapa lokasi seperti di ruas tol Banda Aceh – Sigli.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh, lr. Rizal Aswandi mengatakan, untuk pekerjaan proyek, pemerintah pusat sudah menyerahkan pelaksanaan konstruksi proyek itu ke PT Hutama Karya, salah satu perusahaan BUMN bergerak di bidang kontruksi jalan tol.
“Empat paket rencana pembangunan ruas jalan tol Trans Sumatera di Aceh yang tersambung ke tol Sumut sesuai urutannya, yakni Banda Aceh-Sigli 75 Km, Sigli-Lhokseumawe 135 Km, Lhokseumawe-Langsa 135 Km, dan Langsa-Binjai, Sumut 110 Km,” ungkapnya.
Menurutnya, perusahaan itu baru bersedia memulai pekerjaan yang direncanakan pada tahun ini jika pembebasan lahan sudah selesai 100 persen.
Pelaksanaan pembangunan jalan tol Banda Aceh-Sigli itu, kata Rizal Aswandi, akan menjadi penilaian pemerintah pusat. Karena itu, ia mengharapkan dukungan penuh masyarakat, bupati, DPRK dan instansi terkait lainnya, sehingga dua tahun ke depan Aceh bisa memiliki jalan tol, terutama untuk lintasan Banda Aceh-Sigli.
Karena ada beberapa paket proyek jalan tol di Sumut yang masuk dalam proyek strategis nasional 2016 dan 2017 sudah dikerjakan. Misanya jalan tol Medan-Binjai, Medan Kuala Namu-Lubuk Pakam-Tebing Tinggi dan lainnya. Sementara di Aceh satu pun belum ada yang dikerjakan pembangunan fisiknya.
Adapun penyediaan lahan untuk proyek jalan Tol Aceh-Sumut akan dilakukan empat tahap, yakni tahap I Sigli-Banda Aceh 75 km, tahap II Lhokseumawe-Sigli 175 km, tahap III Langsa-Lhokseumawe 135 km, dan tahap IV Langsa-Binjai, Sumatra Utara 110 km. Dia menambahkan, Pemerintah Aceh saat ini sedang mengejar target membebaskan lahan tersebut.
“Kalau sudah tersedia lahan maka akan dilakukan groundbreaking pekerjaan di kawasan tersebut,” sebutnya seraya meminta dukungan masyarakat, dengan memudahkan membebaskan lahan.
Mulai Dipatok
Saat ini, pembangunan proyek jalan tol Aceh baru mulai dipatok dari titik nol kawasan Gampong Kajhu, Kecamatan Baitussalam, Aceh Besar atau sekitar 200 meter dari Rutan Banda Aceh di Kajhu hingga ke Padang Tiji, Pidie. Panjang jalan tol yang lebih dikenal rute Banda Aceh-Sigli ini 75 kilometer.
Sebelumnya, Gubernur Aceh Zaini Abdullah menjelaskan bahwa pembangunan jalan Tol Sumatra sesuai perintah Presiden, dibangun dari dua sisi sekaligus. Mulai ujung selatan di Bakauheni dan ujung utara di Aceh.
“Saya optimistis pembangunan jalan Tol Trans Sumatera di Aceh bisa segera direalisasikan. Bahkan, pemerintah pusat siap mengalokasikan anggaran untuk membiayai pembangunan fisik dan pembayaran pembebasan tanah masyarakat yang akan dilalui jalur Tol Aceh-Sumatra Utara sepanjang 460 kilometer dan lebar 30 meter,” ujar Zaini Abdullah, beberapa waktu lalu.
Ia menyatakan, Pemerintah Aceh sudah melakukan koordinasi dan membuat kontrak dengan kabupaten/kota untuk tindakan lanjutan. Sebab, ujar Zaini, pembebasan lahan di kabupaten/kota menjadi tanggung jawab bupati/walikota. “Sedangkan dana pembangunan akan dibiayai oleh pemerintah pusat,” tambahnya. Analisa