DPRA : Kerukunan Umat Beragama di Aceh Bisa Jadi Contoh

Meskipun menjalankan hukum syariat Islam dan jumlah umat Islam manyoritas di provinsi Aceh, namun kehidupan dan kerukunan umat beragama di daerah yang dijuluki serambi Mekkah ini sangat terjaga.

Bahkan non-muslim pun nyaman tinggal di Aceh tanpa ada yang mengusik. Kondisi ini diharapkan dapat terus terjaga dan diperlihara serta diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain dalam memperlakukan minoritas.

Ketua komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Ghufran Zainal Abidin berharap masyarakat Aceh agar lebih cerdas dalam menyikapi berbagai persoalan yang dapat mengusik kerukunan umat beragama.

DPR Aceh sendiri diakui Ghufran juga terus memperkuat regulasi demi menjaga kerukunan umat beragama di provinsi Aceh. Ghufran mengapresiasi sikap toleransi masyarakat Aceh, hal itu bisa dilihat dengan kenyamanan umat-umat lain dalam menjalankan hari-hari besarnya seperti perayaan natal yang setiap tahunnya berlangsung aman di Aceh bahkan tanpa perlu pengamanan berlebihan dari pihak keamanan.

”Islam tidak boleh memaksanakan pemeluk agama lain untuk pindah agama, itu sesuai dengan Al-Qur’an, dan Itulah nilai-nilai Islam yang benar, karena Islam menjamin keberagaman dalam beribadah, dan umat Islam tidak mengganggu umat lain dalam beribadah, dan ini harus dicontoh oleh daerah lain yang umat Islam minoritas disana,”lanjut ketua Komisi yang membidangi Agama, budaya dan Pariwisata ini.

Ghufran juga berharap ulama serta Wali Nanggroe Aceh agar berperan untuk mengerahkan umat Islam di provinsi Aceh agar tidak mudah terpancing dengan isu-isu yang tidak jelas asal-usulnya. Ia meminta pemerintah Aceh mendukung penuh pembinaan-pembinaan tehadap umat Islam yang dilakukan oleh ulama, karena menurutnya ulama harus menjadi pemimpin bagi umat.

Selain itu Menurut Ghufran, pemerintah juga perlu memperkuat fungsi keberadaan Wali Nanggroe Aceh untuk mengayomi seluruh lapisan masyarakat Aceh.

”Umat ini harus selalu ada pembinaan secara berkelanjutan oleh ulama-ulama, dengan banyaknya pengajian-pengajian, dan yang paling penting adalah dukungan pemerintah, begitu juga ulama agar mengarahkan umat untuk menghindari perselisihan yang memunculkan konflik di masyarakat,”ujar Ghufran yang juga ketua DPW PKS Aceh itu.

Berita Terkait

Berita Terkini

Google ads